Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Malam Munajat

24 Februari 2019   02:18 Diperbarui: 24 Februari 2019   02:29 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: naukrinama.com

malam adalah persinggahan, setelah sehari penuh kita terlibat pertarungan yang penuh dengan kesakitan. pertarungan sengit tanpa ada pihak yang menang. malam kemudian menawarkan waktu untuk kita menyembuhkan luka-luka yang menyakitkan.

tapi malam juga penggoda pikiran, bahkan di saat badan lelah telah kita baringkan. pikiran-pikiran yang tak mampu tenang bersemayam, tanpa ampun menikam luka-luka pertarungan. membuatnya menganga makin dalam, menambah kesakitan, berulang-ulang dan berkepanjangan, menghasilkan sebuah penderitaan yang tak berkesudahan.

malam hanya akan bermanfaat, saat jiwa-jiwa bermunajat. saat jiwa-jiwa mampu tunduk tanpa syarat. malam menjadi waktu yang tepat, jika doa-doa tulus dijadikan obat, untuk luka jiwa yang sekarat. hingga ia kembali kuat, untuk menghadapi pertarungan esok yang lebih berat.

malam..., seharusnya menjadi persinggahan, bagi kita yang dengan sungguh-sungguh ingin bertobat.

Jakarta, 24 Februari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun