Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memuja Puisi

3 Januari 2019   15:23 Diperbarui: 3 Januari 2019   15:33 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.carredartistes.com/

guratanmu asli, tidak sekedar urusan diksi, karya berisi

butuh energi dari dasar nurani untuk sekedar menerjemahkan arti, itu saja mungkin jauh dari maksud empunya puisi.

apalah daya, nalarku semenjana

narasiku tumpul buram tak bercahaya

maka aku gelar kata-kata alakadarnya

aku bersumpah untuk memburumu

mengendap-ngendap, mengintai kapan lagi kau kirim syair berpeluru

menerkamnya, seperti macan buas menyerang terwelu

lalu mengoyak kata demi kata, pelan kukunyah, tak terburu-buru

dan kalau itupun belum cukup

akan kucari anak-anak sastra hingga ujung kutub

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun