guratanmu asli, tidak sekedar urusan diksi, karya berisi
butuh energi dari dasar nurani untuk sekedar menerjemahkan arti, itu saja mungkin jauh dari maksud empunya puisi.
apalah daya, nalarku semenjana
narasiku tumpul buram tak bercahaya
maka aku gelar kata-kata alakadarnya
aku bersumpah untuk memburumu
mengendap-ngendap, mengintai kapan lagi kau kirim syair berpeluru
menerkamnya, seperti macan buas menyerang terwelu
lalu mengoyak kata demi kata, pelan kukunyah, tak terburu-buru
dan kalau itupun belum cukup
akan kucari anak-anak sastra hingga ujung kutub
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!