"Perang tidak akan membawa solusi. Iran dan Israel perlu duduk bersama. Yang menderita adalah warga sipil."
Kalimat seperti ini hadir dari kalangan yang cenderung moderat, meskipun suaranya tenggelam oleh gelombang emosi publik yang sudah lama jenuh dengan konflik yang tak kunjung selesai.
Bahkan akun Instagram resmi Israel juga menyampaikan sebuah pesan "Jangan salah: mereka yang menyakiti rakyat Israel akan membayar akibatnya"
Alasan Dukungan Terhadap Iran Menguat
Fenomena ini tidak bisa dilepaskan dari panjangnya sejarah kejahatan kemanusiaan yang dikaitkan dengan Israel, terutama terhadap Palestina.
Bagi banyak orang Indonesia, dukungan terhadap Iran bukan sekadar dukungan terhadap negara, tapi dukungan terhadap simbol perlawanan.
Iran, meskipun dalam banyak hal dikritik, dianggap berani menantang status quo dan menolak tunduk pada tekanan geopolitik Barat.
Ini membuatnya menjadi pahlawan dalam narasi perjuangan yang selama ini dipupuk di benak publik, terutama generasi muda Muslim yang akrab dengan isu Palestina sejak kecil.
Selain itu, ada beberapa influencer dan tokoh publik yang terang-terangan menunjukkan dukungan kepada Iran.
Sebut saja sejumlah ulama, aktivis kemanusiaan, dan tokoh muda digital yang memiliki banyak pengikut, menyuarakan kemarahan mereka atas tindakan Israel dan memberikan simpati terhadap rakyat Iran.
Polarisasi Digital dan Ancaman Disinformasi
Namun, media sosial tidak hanya menampilkan opini jujur. Ia juga menjadi tempat subur bagi disinformasi dan polarisasi.