Malang -- Semangat pengabdian dan pemberdayaan masyarakat kembali ditunjukkan oleh mahasiswa Universitas Islam Malang (UNISMA) melalui program Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) Ekuivalensi. Kali ini, giliran Desa Druju, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, yang menjadi lokasi kegiatan pengabdian bertajuk "Pelatihan Sertifikasi Halal dan BPOM", yang dilaksanakan pada 9-11 Mei 2025 oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Kegiatan ini hadir sebagai jawaban atas keresahan pelaku UMKM lokal yang belum memiliki sertifikasi halal dan izin BPOM, sehingga produk mereka sulit berkembang dan menjangkau pasar lebih luas. Dengan pendekatan edukatif dan partisipatif, mahasiswa UNISMA berupaya menjembatani kesenjangan informasi dan mendampingi pelaku UMKM memahami alur legalitas produk secara menyeluruh.
UMKM Lokal Masih Terkendala Legalitas Produk
Desa Druju memiliki potensi luar biasa di bidang kuliner dan olahan makanan berbasis lokal. Namun sayangnya, potensi ini belum diimbangi dengan kesadaran serta kemampuan teknis pelaku usaha dalam memenuhi persyaratan legalitas produk. Sebagian besar produk UMKM masih dipasarkan tanpa label halal resmi dan belum terdaftar di BPOM.
Padahal, sejak diberlakukannya UU No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, setiap produk makanan dan minuman wajib bersertifikat halal per 17 Oktober 2024. Belum lagi, distribusi produk makanan tanpa izin edar dari BPOM berisiko terkena sanksi hukum dan pembatasan akses pasar.
Dari hasil observasi dan diskusi kelompok, mahasiswa menemukan beberapa kendala utama yang dihadapi pelaku UMKM Desa Druju, yakni:
Kurangnya informasi dan pemahaman tentang prosedur dan manfaat sertifikasi halal dan BPOM.
Tingginya biaya registrasi, terutama bagi usaha mikro yang belum memiliki pembukuan.
Minimnya pendampingan dari instansi atau pihak ketiga dalam mengurus sertifikasi.
Keterbatasan literasi digital, yang menyulitkan proses pendaftaran secara daring.
 Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) BEM FEB UNISMA(Sumber:Penulis)
Pelatihan Praktis yang Menyentuh Langsung Akar Permasalahan
Melihat persoalan tersebut, tim KSM dari BEM FEB UNISMA menyusun pelatihan yang aplikatif dan membumi. Selama dua jam dua puluh menit, pelatihan berfokus pada:
Pemaparan materi sertifikasi halal dan urgensinya
Tahapan registrasi dan dokumen yang dibutuhkan
Langkah-langkah pendaftaran melalui sistem OSS dan BPJPH
Simulasi pengisian form dan studi kasus
Tanya-jawab langsung bersama narasumber dan mahasiswa pendamping
 Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) BEM FEB UNISMA(Sumber:Penulis)
Pelatihan ini dihadiri oleh pelaku UMKM dari berbagai bidang usaha, mulai dari penjual makanan ringan, usaha warung, hingga pengusaha katering rumahan. Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi karena baru pertama kali mendapatkan penjelasan menyeluruh tentang sertifikasi halal dan BPOM secara langsung.
"Ternyata bisa gratis kalau tahu caranya, saya baru tahu ada program BPJPH untuk UMKM. Terima kasih sudah dijelaskan dengan rinci," ucap salah satu peserta, Ibu Rohmah, pengusaha kripik tempe setempat.
Sinergi Lintas Elemen: Mahasiswa, Pemerintah Desa, dan Masyarakat
Keberhasilan kegiatan ini tidak lepas dari dukungan dan keterlibatan lintas pihak. Mahasiswa menggandeng Kepala Desa Druju, aparat desa, dan Kapolsek Sumawe untuk mendukung jalannya kegiatan. Selain itu, pelatihan ini juga didukung oleh warga desa dan lembaga pendidikan lokal, termasuk SMK Darul Hikmah, yang turut menjadi lokasi penyuluhan tambahan.
Selain pelatihan formal, mahasiswa juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial seperti gotong royong, majelisan sholawat, serta ikut mendesain konsep kegiatan keagamaan masyarakat.
Kehadiran mahasiswa disambut hangat oleh warga. Bagi warga Druju, mereka bukan sekadar "tamu kuliah kerja", tapi mitra diskusi yang setara dan inspiratif.
Dampak dan Harapan: Dari Legalitas Produk hingga Keberlanjutan UMKM
Dampak langsung dari pelatihan ini adalah meningkatnya kesadaran pelaku UMKM tentang pentingnya legalitas produk. Beberapa peserta langsung tertarik untuk memulai proses pengurusan sertifikat halal maupun izin edar BPOM.
Namun lebih dari itu, kegiatan ini membuka cakrawala berpikir baru bagi warga: pentingnya keberlanjutan usaha berbasis hukum, etika, dan standar kesehatan.
Tim mahasiswa juga memberikan beberapa saran strategis untuk jangka panjang:
Mengembangkan program ekowisata desa berbasis kuliner halal.
Membangun sistem inkubasi UMKM di tingkat desa dengan pendampingan berkala.
Mendorong pembentukan koperasi produsen sebagai penguat rantai distribusi dan pemasaran.
Memanfaatkan teknologi digital seperti marketplace lokal dan katalog produk halal online.
Penutup: Mahasiswa sebagai Agen Transformasi Masyarakat
Program KSM Ekuivalensi ini membuktikan bahwa mahasiswa bukan hanya pembelajar pasif di kampus, tapi juga agen aktif perubahan sosial. Mereka hadir di tengah masyarakat, menyapa, mendengar, dan menawarkan solusi konkrit terhadap permasalahan riil yang dihadapi masyarakat desa.
Dengan semangat gotong royong dan keberpihakan pada UMKM kecil, mahasiswa UNISMA telah menanamkan benih transformasi yang akan tumbuh menjadi kekuatan baru dalam pengembangan ekonomi desa.
"Harapan kami, kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut, bahkan jadi agenda tahunan. Kami siap membuka pintu lebar-lebar untuk adik-adik mahasiswa UNISMA di masa depan," ujar Kepala Desa Druju dalam sambutannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI