Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... A Nurse

Wanita Muslim. Menulis untuk Menyenangkan Hati, Melegakan Fikiran. Purna Nusantara Sehat team Batch 2 dan Nusantara Sehat Individu VII Kemenkes RI. ## Perawat di RS milik Kementerian Kesehatan RI 2019-sekarang. email: rinta.write@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bincang MBG dan Realita Guru di Lapangan

23 September 2025   22:05 Diperbarui: 23 September 2025   22:05 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi. By Guru V. Siswa piket menyusun ompreng MBG yang sudah kosong

Berbincang dengan sahabat tentulah menyenangkan. Menceritakan keseharian hingga curhat colongan. Hal yang tak luput kami bahas dalam obrolan jarak jauh kami: Program Pemerintah. Yang sampai saat ini masih hangat diperbincangkan. Karena realisasinya sedang dijalankan, dan di rasakan di sekolah se-Indonesia, ialah program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sahabat semasa Sekolah Menengah Pertama ku saat ini berprofesi sebagai seorang Guru sekaligus Wali Kelas sebuah Sekolah Dasar di Bandarlampung. Dalam updatenya menunjukkan anak kelasnya sedang membagi omprengan berisi makan siang. Tampak dalam vidio kala itu berupa roti burger lengkap dengan isian daging dan sayur, lalu ada susu dan ada jeruk di dalam wadah.

Sebut saja sahabatku ini, bu Guru V. Menurutnya Makanan Bergizi Gratis datangnya hanya di hari aktif (senin sampai jumat) Padahal siswa di SD nya sekolah dari senin sampai sabtu. Tim MBG datang ke sekolahnya mengantar makanan yang sudah disajikan dalam wadah omprengan. Baginya adanya MBG menjadikan tugas guru menjadi lebih kompleks karena harus mengkoordinir pembagian tiap sajian ke para siswa, memastikan makan siang sampai di tengan siswa. Baru-baru ini karena maraknya kasus keracunan MBG kini perwakilan guru harus mencicipi makanannya sebelum didistribusikan ke siswa.  "Jadi guru selain beban negara sekarang jadi tumbal negara..." Ujar Bu Guru V berkelakar. Selain itu Guru V juga mengungkapkan kekhawatirannya jika saat mencicipi sajian MBG ternyata menu nya bikin guru sakit perut atau keracunan. Guru yang akan jadi korban lebih dulu. Semoga saja tidak terjadi.

Dok. Pribadi. By Guru V. Siswa piket menyusun ompreng MBG yang sudah kosong
Dok. Pribadi. By Guru V. Siswa piket menyusun ompreng MBG yang sudah kosong

Setelah makan para siswa yang piket hari itu bertugas mengumpulkan wadah omprengan kosong. Menyusunnya dan menghitung jumlah omprengannya, untuk kemudian  dikembalikan ke dapur MBG setempat. Bagi para siswa adanya Makan Bergizi Gratis dari pemerintah disyukuri anak-anak karena cukup membantu dan mengenyangkan walaupun lebih sering  menu yang disajikan tampilannya kurang menggugah selera. "Kadang jika menunya daging sapi, itu alot banget jadi sulit dikunyah dan ditelan siswa. Ada menu tempe.. eh tempenya agak semangit, kan kasian ya kalau anaknya dapet menu begitu.." ujar Guru V lagi. Tempe semangit adalah tempe yang mengalami over fermentasi tekstur lebih lembek, dan warna cokelat kehitaman.

Siswa disarankan oleh guru membawa wadah kosong dari rumah. Kadang jika menu nya sedang 'zonk', atau tak sesuai selera para siswa bisa membawa makan siangnya ke rumah dengan memasukkannya ke kotak bekal. 

Program Makan Bergizi Gratis baru berjalan sejak Januari 2025 ini memang belum merata keseluruh daerah. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) didistribusikan kepada empat kelompok sasaran utama: peserta didik dari PAUD hingga SMA, anak-anak usia di bawah lima tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui di seluruh Indonesia. Distribusi dilakukan secara bertahap di 26 provinsi, melibatkan UMKM lokal sebagai mitra penyedia bahan baku dan pengolah makanan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan dapur umum. 

Cerita Guru V di Lampung tadi menunjukkan salah satu potret MBG di sebuah sekolah. Disana ada kesyukuran, tapi ada ke khawatiran pula. Bersyukur mendapatkan nutrisi, namun khawatir juga dengan kualitas makanannya, takut terjadi keracunan, takut membuang makanan juga dan menjadi mubazir jika makanannya tidak sesuai selera atau teksturenya memang sulit untuk di kunyah anak-anak. Harapannya bagi semua adalah distribusi, kualitas menu MBG menjadi lebih menarik, teksturenya menu mudah dicerna siswa, bahan masak yang digunakan fresh, dan dimasak dengan bersih dan baik.

Sehingga tujuan diadakannya MBG jadi tepat sasaran. Tepat tujuan pada siswa sekolah, tepat manfaat menyehatkan dan memberi nutrisi kepada para siswa. Kita sesalkan adanya kasus keracunan di berbagai daerah belakangan ini. Ratusan siswa jadi korban. Dan ini harus menjadi tinjauan pemerintah untuk memperbaiki kualitasi MBG di daerah. Perkuat sistem, memastikan menu sudah aman distribusi dengan quality control yang baik. 

Dok. Pribadi. By Guru V
Dok. Pribadi. By Guru V

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun