Sejak tahun 2020 semenjak kepindahan keluarga kecil kami ke Kota Depok, Jawa Barat menjadi tantangan tersendiri bagiku. Karena sebelumnya aku selalu ambil lokasi tempat tinggal yang dekat dengan tempatku bekerja.
Semenjak kelahiran anak no 1 kami memutuskan untuk pindah tempat tinggal. Menyewa rumah kontrakan yang lebih luas, lebih lapang, ada teras dan sinar matahari. Karena tempat kami tinggal sebelum kelahiran anak berada di lingkungan padat penduduk, dan kalau anak sekitar sana main.. sering terdengar kata-kata kasar dan tak senonoh yang membuat telingaku panas dan khawatir juga dengan pergaulan anak jika tetap stay disana.
Jadilah aku pulang pergi antar provinsi.. Jakarta-Jawa Barat. Bagi masyarakat Jakarta hal ini sangat umum. Karena memang moda transportasinya banyak pilihan. Jabodetabek singkatan daerah yang umum di dengar yang merupakan singkatan dari Jakarta-Bogor- Depok- Tangerang- Bekasi yang biasa dilalui KRL (Kereta Rell Listrik) yang selalu padat penumpang terkhusus para pekerja antar daerah.
Untuk perjalanan yang tak dekat ini tentu membutuhkan pengeluaran ongkos sehari-hari. Walau naik KRL ongkosnya sebatas 3000- 3500 sayangnya rumah kontrakan kami tidak bertetangga langsung dengan stasiun Depok jadi tetap harus pakai ojek online menuju ke stasiun.
Berikut adalah gambaran pengeluaran ku sehari-hari.. dengan alur:
BERANGKAT: Rumah ke Stasiun Depok (ojol)--> Â KRL Menuju Cawang--> St Cawang menuju Halte LRT pintu H (ojol)--> naik eskalator turun lift sampai Kantor (RS) total lama perjalanan sekitar 50 menit total ongkos yang di keuarkan: Rp. 24.500
PULANG: RSPON Cawang ke Halte Menara Saidah (ojol)--> turun tangga bawah menuju St Cawang--> Naik KRL Menuju Depok-->St Depok ke Rumah (ojol) total lama perjalanan sekitar 50 menit total ongkos yang dikeluarkan: Rp. 23.500
Dengan rincian seperti tabel dibawah ini:
Total pengeluaran hanya ongkos sejumlah Rp.47.500 /hari. Dikalikan 22 hari kerja dalam 1 bulan. Â Misal dbulatkan 1 hari butuh 50.000 sebagai ongkos maka 22 hari membutuhkan Rp. 1100.000/bulan.