Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... A Nurse

Wanita Muslim. Menulis untuk Menyenangkan Hati, Melegakan Fikiran. Purna Nusantara Sehat team Batch 2 dan Nusantara Sehat Individu VII Kemenkes RI. ## Perawat di RS milik Kementerian Kesehatan RI 2019-sekarang. email: rinta.write@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Jembatan Aborsi" Didekat Stasiun UI Ada Apa dengan Julukannya?

6 September 2025   12:39 Diperbarui: 6 September 2025   12:39 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tribunnews.com. Jembatan Aborsi tinggi sekali

05 September 2025

Sepulang dari Danau Kenanga UI. Dan berkunjung ke Kosan Keponakan suami. Kami pulang melewati Jembor. 

"Jembatan Aborsi Te", tutur ponakan yang juga Mahasiswi UI ini.

"Ohya? Kok bisa namanya Jembatan Aborsi?" Sebagai orang awam aku menangkapnya menjadi--> Jembatan yang sering di pergunakan orang untuk buang hasil aborsi kandungannya. Karena aku menangkap kalau aborsi artinya dengan sadar menggugurkan kandungan. Seram juga.

Tapi ternyata bukan itu makna nya. Jembatan Aborsi entahlah siapa yang lebih dulu memberi nama. Sejak tahun 2016 JPO ini berdiri. Diberi julukan jembatan aborsi ternyata sebagai pengingat untuk berhati-hati. Bahwa ibu hamil, hamil muda harus pelan-pelan menaiki tangga jika memang harus lewat JPO ini. Kalau tidak pelan-pelan bisa terjatuh dan beresiko kandungan bisa keguguran.

Karena sudah di wanti-wanti untuk berhati-hati walau aku sedang tidak mengandung, tentu karena aku membawa para toddler ini. Maka tangan kami kencangkan untuk memegang tangan anak-anak kami. Jangan sampai ada kejadian keserimpet, terlepas atau lainnya.

Jembor atau JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) yang berada di stasiun UI ini sebagai akses penyeberangan dari jalan Margonda menuju Stasiun UI. Jembatan yang lumayan tinggi. Setiap anak tangganya lumayan melelahkan. Ada 48 anak tangga naik dan tangga turun. Kondisi fisik JPO nya untuk tahun 2025 lumayan tak terawat ya. Karena lantai jembatan atas yang dari bahan aspal mulai bolong, tangga-tangga nya pun sepertinya butuh perawatan. Membaca di ulasan google ternyata jika malam  lampunya tak nyala. Maka jika terpaksa lewat JPO ini di malam hari  harus mengunakan senter penerangan dari handphone.

Dok. Screnshot by Laila. Kami mendaki JPO Jembor
Dok. Screnshot by Laila. Kami mendaki JPO Jembor

Membawa 3 anak toddler dan jalan dengan tangga yang curam cukup beresiko.. tapi jika pelan-pelan bisa juga sekalian kasih mereka pengalaman olahraga naik turun tangga. Semua nya excited, karena walau sudah sore mereka masih bersemangat.. soalnya tadi di kosan ponakan kami sempat tidur siang dulu hehe.

Nah untuk akses para bumil jika khawatir melewati jembatan ini.. bukan karena mitosnya saja tapi lebih kepada menjaga-jaga. Silahkan melakukan alternatif ke Stasiun Pondok Cina saja lalu turun di Stasiun UI. Aman tak perlu melintasi Jembatan Aborsi yang bikin lelah dan bisa bikin kontraksi ibu hamil. Huhu. Lebih baik mencegah daripada ada apa-apa kan..

Jembatan Penyeberagan Orang (JPO) menjadi alternatif yang aman bagi para pengguna transportasi umum. Namun kadang memang lumayan panjang tinggi sehingga memnuat pejalan kaki kadang kelelahan. Untuk itu biasanya disediakan pula lift di halte atau stasiun tertentu untuk pemgguna jalan lansia, disabilitas dan ibu hamil. Meskipun namanya cukup menyeramkam, Jembor atau Jembatan Aborsi masih nyaman dipergunakan. Biarlah namanya yang 'seram' sebagai pengingat untuk terus berhati-hati ya.

Dear Kompasianer, Selamat Maulid Nabi SAW ya. Long weekend nih.. pada kemana ceritanya?

Dok. Pribadi. Tiga toddler ku depan danau kenanga UI.
Dok. Pribadi. Tiga toddler ku depan danau kenanga UI.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun