Pukul 03 pagi perawat datang. "Selamat pagi, saya mau periksa suhu pasien". Perawat itu lalu memastikan nama dan tanggal lahir. Lalu suhu Kinan diperiksa. "Sus katanya kan per 8 jam cek suhu pasien.. semalam ada perawat lagi yang datang jam setengah 1 malam cek suhu.." ucap Hana bercerita. "Ohya bu?" Ucap perawat. Wajahnya berubah pucat. "Iya. Namanya Suster Ani..." ucah Hana. Perawat itu nampak gugup, lalu melihat cairan infus yang terpasang.. dan melihat cairan infusnya tidak mengalir.
 "Sejak kapan cairan infus ini tak mengalir bu?"Â
"Sejak Suster Ani itu kemari. Dan mematikan cairan infus ini Sus.." ucap Hana. Saat melihat catatan perawat ternyata cairan infus yang sebelumnya salah pasang.Â
"Ya Ampun.. bu kami mohon maaf atas kelalaian kami. Cairannya salah. Untung saja sudah dimatikan ini infusannya jadi ga terlalu banyak yang masuk ke pasien.." ucap perawat.
Lalu Hana turut sebal karena perawat sampai salah memasukkan cairan infus! Untung saja ada Suster Ani yang mematikan infusannya semalam.Â
**
Malam ketiga  Hana dan anaknya menginap di ruang anak. Suster Ani itu datang lagi. Kali ini lebih diam dan hanya mengerjakan pengecekan suhu dan tak banyak bicara. Jika ditanya hanya tersenyum tipis. Sambil memberi pesan.. "Nanti kalau mau kasih obat ke pasien, tolong dibaca lagi nama dan tulisan yang ada di plastiknya ya bu..." ucap si Suster Ani.Â
Lalu ketika Hana ingin memberikan obat pada Kinan. Hana mengecek semua obat-obatan yang diberikan perawat. Ternyata dari 3 obat ada 1 obat yang bukan atas nama anaknya. Hana pun memanggil perawat dan meminta konfrmasi terkait kesalahan ini. Lagi-lagi terjadi kesalahan. "Kok bisa lagi-lagi ada kesalahan.. untung saja ada Suster Ani yang mengingatkan saya untuk baca obatnya dulu sebelum diberikan..".
Mendengar hal itu perawat senior yang kebetulan bertemu dengan Hana mempertanyakan hal ini. Perawat itu akhirnya bercerita tentang Suster Ani. Akhirnya Hana mengetahui bahwa Suster Ani itu perawat yang bekerja di RS ini 20 tahun lalu. Lalu meninggal karena kelelahan merawat pasien di shift malam pada masa itu. Suster Ani terkena serangan jantung. Sebelumnya Suster Ani kurang di sukai teman-temannya karena pendiam, namun suster Ani sangat rajin.
Mendengar hal itu Hana kaget dan meminta segera dipindah dari kamar ini. Sayangnya ruangan masih penuh semua. Dan paling tidak malam ini harus tetap berada di kamar ini dulu. Suami Hana mau menemami anak dan istrinya bermalam di Rumah Sakit. Malamnya Hana tak bisa tidur karena takut Suster Ani datang lagi. Jam 00.25 Hana mulai gelisah. Tepat setengah 1 malam Suster Ani itu tidak muncul. Hana bersyukur lalu berusaha tidur. Tak lama dalam mimpi atau nyata Hana merasa di tempat tidur sebelahnya bunyi ranjang RS berdecit seperti di goyangkan oleh orang yang sedang menampatinya. Lalu ditelinga Hanya terdengar bisikan lirih.. "Mau kemana? Saya hanya ingin membantu......" mendengar hal itu seketika Hana pingsan. Keesokan harinya Hana bersikeras untuk minta pindah ruangan. Setelah ada Bangsal anak kelas 1 yang kosong. Akhirnya Hana dan anaknya pindah.
Ternyata kabar Suster Ani tersebar beritanya oleh petugas di RS. Sampai Bu Nur tetangga pasien sebelah biliknya menanyakan hal ini. Karena Bu Nur mendengar perbincangan perawat  yang mengobrol. Walau seram... setelah Hana pikir-pikir Suster Ani tidak mengganggunya. Justru karena ada pesan Suster Ani anaknya jadi terhindar dari minum obat yang salah atau kesalahan kemasukan cairan infus. Akhirnya Hana berterimakasih pada Suster Ani. Walau ia sudah tiada, ternyata Suster Ani hanya menjalankan tugasnya menjadi peraat, seperti apa yang ia lakukan semasa hidup. Setelah Kinan diperbolehkan pulang oleh dokter, Hana berlega hati. Dari luar gedung Rumah Sakit Hana menatap lantai 5, sambil berterimakasih pada Suster Ani.