Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Seandainya Ikut Jejak Obama, SBY Tak Perlu Baper dan Mutung

24 September 2018   18:31 Diperbarui: 12 Agustus 2019   14:10 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi : liputan6.com)

Ada persamaan antara Barack Obama dan SBY, yaitu sama-sama pernah menjabat sebagai presiden selama 2 periode.

Jika Obama pernah menjabat Presiden Amerika Serikat selama 8 tahun maka SBY juga pernah menjabat Presiden Republik Indonesia selama 10 tahun. SBY menjabat 2 tahun lebih lama dari Obama walaupun hitungannya sama-sama 2 periode.

Tetapi ada perbedaan yang sangat mencolok antara Obama dan SBY setelah tidak lagi menjabat. Dan hal ini kemudian menjadi kunci pembeda bagaimana mereka dihormati dan menikmati masa pensiunnya.

Setelah Obama digantikan Donald Trump sejak Januari 2017, sejak itu pula beliau tidak lagi terlibat dalam politik praktis. Beliau melepaskan semua beban politiknya dengan penuh keikhlasan dan kemudian menjadi guru bangsa yang bijaksana.

Beliau juga tak pernah kedengaran mengkritik presiden yang menggantikannya. Sekali pun banyak pihak menganggap Donald Trump pemimpin yang kontroversial dan walaupun tak sedikit yang membanding-bandingkan gaya kepemimpinan mereka, tetapi Obama tak mau terpancing.

Hal itulah yang membuat Obama tetap dihormati para pendukung dan lawan politiknya, karena beliau membuat dirinya menjadi milik semua masyarakat untuk menjaga reputasinya.

(Kompaknya mantan Presiden Amerika Serikat/abcnews.go.com)
(Kompaknya mantan Presiden Amerika Serikat/abcnews.go.com)
Seperti itulah semua presiden Amerika Serikat sebelum-sebelumnya bersikap. Menjalankan dan mempertahankan tradisi serta etika suksesi yang sangat harmonis.

Berbeda halnya dengan SBY. Setelah tidak lagi menjabat sejak Oktober 2014, beliau kembali terjun ke dalam politik praktis sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, partai yang didirikan dan dibesarkannya itu.

Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Partai, beliau tak jarang mengkritik kebijakan presiden yang menggantikannya, yaitu Jokowi. Dan akhirnya terjadi berbalas pantun antara pendukung kedua belah pihak.

Akibatnya masa pemerintahan SBY pun dibanding-bandingkan dengan masa pemerintahan Jokowi dari semua aspek dan tak jarang pembanding-bandingan itu membuat gaduh.

Dan SBY pun dijuluki macam-macam oleh orang-orang yang tidak menyukainya, seperti: menganggapnya terkena post power sindrome, "bapperlah", tukang curhatlah, dsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun