Setelah hampir sebulan belakangan sibuk, bolak-balik kampus, rumah, kafe, menjumpai dosen pembimbing akhirnya waktu lomba tiba. Putera saya sebagai leader bagi timnya mewakili kampus dengan karya Riset Kewirausahaan, mereka memilih Inovasi Predict Tani.
Tepat di hari pengumuman saya ikut dag dig dug karena mereka masuk tim "neraka", ada Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor sebagai tim lawannya. Akhirnya, meskipun mendapat juara Harapan Pertama, saya sangat bersyukur.
"Sekarang waktunya buka tabungan emas." Begitu usul saya ketika di saat santai kami berkumpul merayakan kegembirannya. Ia sempat tanya kenapa harus emas. Pertanyaan itu wajar, mengingat anak-anak muda tidak semua aware dengan menabung sebagai inevastasi. Mungkin mereka menganggapnya belum waktunya punya emas. Padahal sekarang banyak cara yang sangat mudah, simple dan juga murah untuk mendapatkan emas.
Secara kebetulan saya mendapat informasi di kampus saat acara Meusyeraya Festival, ditambah lagi informasi dari Kompasiana jadi saya arahkan untuk menabung emas, bukan hanya tabungan konvensional biasa seperti yang ia miliki sekarang.
Apalagi sekarang ini sedang gencar program bersama Pegadaian mengEMASkan Indonesia. Jadi saya pikir itu momentum tepat agar ia mulai menabung dengan cara yang lebih cerdas. "Sekalian bisa investasi lho, itu bisa jadi pasive income." Goda saya. Ia setuju menabung saat uang hadiah itu dicairkan nanti. Terserah apa nanti pilihan untuk memulainya, Pegadaian Tabungan Emas atau Pegadaian Tabungan Cicil Emas.
Sejak lama ia memang suka mengikuti lomba, dan juga berbisnis. Bahkan rencananya ia juga akan mengaktifkan lagi bisnis online yang telah lama ditekuninya sejak di pesantren. Saya melihat bakat bisnisnya sejak ia berada di pesantren.
Setiap minggu selalu saja ada orderan masuk. Baik makanan atau produk lain seperti kaos bola atau bahkan barang kecil seperti stiker harga seribuan. Kami juga kecipratan orderan paket ayam geprek sambal "fire chikcken". Meski sempat vacum saat ia keluar dari pesantren dan kuliah, tapi ia masih memiliki akun aktifnya.
Ajar Optimalkan Uang "Bekerja" untuk Kita
Dengan kesukaannya berbisnis membuat saya tidak terlalu repot harus mengajarinya. Apalagi di era digital sekarang, anak-anak kita jauh lebih cepat belajar. Mereka tidak hanya belajar dan bermain game melalui gawainya, tapi juga mulai terkena virus bisnis.
Melalui kompetisi ia mulai mengumpulkan uang sebagai modal, menjalankan bisnis kecil-kecilan, menjadi newbie, dan menabung dari hasil jerih payahnya sendiri. Kita sebagai orang tua tinggal membimbing dan mengarahkan saja agar ia bisa lebih sehat dan cerdas mengelola keuangannya.
Mengenalkan mereka dengan Pegadaian dan program MengEMASkan Indonesia, bukan hanya soal menabung, atau punya emas. Â Ini lebih tentang membangun generasi yang punya kebiasaan menabung, berinvestasi, dan berani bermimpi besar. Saya optimis soal itu. Pegadaian kini juga sudah hadir dalam format digitalnya dengan Tring!.
Apalagi ketika kemenangan itu membuat antusiasme makin bergelora. Dan kini sedang mengikuti lomba desain toko online dan riset lainnya. Saya merasa berbesar hati karena dorongan sejak kecil agar berprestasi selalu mendapat respon positif dari anak-anak.