Atau memilih jalan tengan, membuat dana bersama, misalnya dengan membuka rekening khusus untuk bayar sewa, cicilan, kebutuhan anak, tabungan keluarga.
Lalu pasangan rutin melakukan evaluasi, apakah setiap bulan atau triwulan, duduk bersama membahas kondisi keuangan. Bukan untuk menghakimi, tapi sebagai sarana refleksi bersama. Berbagi Peran Sesuai Kapasitas.
Bagaimanapun pernikahan menjadi pilihan yang tidak mudah, pasangan harus saling menjaga dan memahami agar bisa berkelanjutan. Masalah keuangan hanyalah salah satu dari sekian banyak tantangan yang akan dihadapi. Hanya saja karena menyangkut masalah keseharian, jadinya tak bisa dianggap remeh.
Sudah terlalu banyak pasangan yang merasa terjebak atau bahkan berpisah bukan karena kurang cinta, tetapi karena tidak pernah benar-benar bisa sehati dan sepemahaman soal uang.
Jadi jika pertanyaan substansialnya, apakah keuangan pasangan perlu di satukan? Jawabannya tetap saja relatif. Tetapi yang pasti, selama komunikasi dibangun atas dasar saling percaya dan kesetaraan, setiap keputusan bisa menjadi jalan menuju rumah tangga yang sehat secara emosional maupun finansial.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI