Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Melihat UU Omnibus [Cipta Kerja] dengan Cara Pandang Sir Isaac Newton

14 Oktober 2020   19:57 Diperbarui: 15 Oktober 2020   11:18 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Tumbukan yang lenting sempurna

Sifat omnibus diambil dari sifat omnivora, pemakan segala yang bukan herbivora atau carnivora saja . Omnibus law adalah undang-undang yang mengatur semua dalam sebuah undang-undang (UU). Kali ini tentang Cipta Kerja saja. Lain kali rencananya tentang Ketentuan dan Fasilitas Perpajakan untuk Penguatan Perekonomian, dan dilanjutkan dengan Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.

Omnibus law RUU Cipta kerja baru disahkan oleh DPR pada tanggal 5 Oktober 2020. Merupakan penyederhanaan dari banyak UU yang terdahulu, menjadi UU Cipta Kerja yang bersifat omnibus, terdiri dari 15 bab dan 174 pasal. Akibatnya UU Omnibus ini berdampak terhadap 1203 pasal dari 79 UU yang terdahulu. 

Sir Isaac Newton adalah fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam dan teolog dari Inggis. Yang selanjutnya dikenal dengan nama Newton, lahir tepat pada hari Natal 25 Desember 1642, dang meninggal dunia pada 27 Maret 1726. Newton dikenal sebagai bapak ilmu fisika klasik.

Lalu, bagian apa dari UU cipta kerja yang akan dilihat dengan cara  pandang Newton?

UU Omnibus Cipta Kerja yang baru disahkan oleh DPR pada tanggal 5 Oktober 2020, telah menyebabkan hampir semua buruh dari berbagai profinsi di Indonesia melakukan mogok kerja. Mereka melakukan demo omnibus law 2020 pada tanggal 6 - 8 Oktober 2020, karena buruh menilai UU Omnibus lebih mengutamakan kepentingan investor. 

Sedangkan pada tahun 1687, Newton telah menemukan Hukum Gerak Newton.  Ada 3 hukum yang sampai sekarang masih digunakan untuk mengitung hasil dari pergerakan berbagai benda. 

Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya. 

Perubahan dari gerak berbanding lurus dengan gaya yang bekerja dan searah dengan gaya yang bekerja tersebut.

Untuk setiap aksi yang dilakukan oleh sebuah gaya, selalu ada reaksi yang merupakan gaya yang berlawanan arah dengan besaran yang sama. 

Hukum Gerak Newton berlaku untuk gerak benda-benda dalam alam. Sedangkan UU Omnibus merupakan benda yang berbentuk sebuah UU yang tidak terlalu nyata sebagai benda yang bergerak dalam alam. 

Tapi siapa menyangka pengesahan UU Omnibus Cipta Kerja adalah sebuah gaya yang dilakukan oleh pihak pemerintah dan DPR, menimbulkan gaya yang membuat pergerakan yang sangat cepat dan sangat tidak beraturan.

Kalau tadinya masyarakat diam tenang, apalagi dengan adanya pandemi covid-19. Kalau ada sebagian yang bergerak pun, akan bergerak lurus beraturan. Sesuai Hukum Newton I, adanya gaya dari pengesahan UU Omnibus membuat adanya gerakan yang tidak beraturan. Demo!

UU Omnibus Cipta Kerja memuat kebijakan penciptaan atau perluasan tenaga kerja Indonesia. Jadilah gaya yang ditimbulkan karena pengesahan UU Omnibus menggelinding ke arah para tenaga kerja (buruh). Tumbukan dengan para buruh yang membentuk menjadi demo. 

Dalam ilmu Fisika sifat tumbukan diantaranya bisa lenting sempurna, lenting sebagian atau tidak lenting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun