Bagian 3
Mbak Dini menggeleng lemah. Ia ingin mengalihkan pembicaraan tapi Ibu kembali memotong. .
"Nenek selalu bersikap baik terhadap Bapak, kan?" tanya Ibu lagi.
"Iya, Bu."
"Apa pernah Nenek marah sama Bapak?" Mbak Dini kembali menggerakkan kepalanya. Dia ingin menyudahi pertanyaan Ibu, tapi ....
"Apa salah Bapak, Din?"
"Bu ...."
"Apakah karena ...."
"Bu, sudah sore. Masuk, yuk," ajak Mbak Dini.
"Bapakmu di mana, Din?" "Di kamar, Bu."
"Apa bapakmu jadi benci Nenek?" "Bu ... sebentar lagi magrib."
Ibu bergeming. Dia sepertinya tidak memedulikan ajakan Mbak Dini. Ibu terus menatap jalanan depan rumah yang mulai lengang menjelang magrib. Tatapannya kosong. Rasa kecewa Ibu terhadap Nenek demikian dalam. Melihat perubahan sikap Ibu beberapa hari ini, aku menjadi iba.