Ditulis : Kamis, 4 Pebruari 2021
Oleh : Rini Lestari Rajagukguk
Terdegar kejadian, adanya penipuan lewat telepon. Huhhhh, para penipu tobat dong!
Rasanya kesal sekali jika mendengar berita terjadinya penipuan. Kasihan dan prihatin kepada korbannya. Apakah anda sudah pernah mengalami penipuan? Kalau pun sudah, mari lebih berhati-hati. Dan yang belum, syukurlah dan tetap waspada ya!
Pada era sekarang ini marak terjadi penipuan baik lewat telepon, SMS maupun penipuan berbasis lainnya. Penipuan tidak hanya terjadi di perkotaan tetapi juga  di desa dan di mana saja, seluas jangkauan jaringan yang ada. Penipu itu tidak memandang agama, suku, ras, usia dan lainnya.
 Beberapa kali penulis mendengar kejadian penipuan yang terjadi lewat jejaringan media telepon. Namun, penipu itu sering sekali memanfaatkan lantunan kalimat dari si korban yakni seruan "ai ho do I".Â
Kalimat "Ai ho do I?!" merupakan kalimat bahasa Batak yang memiliki arti "engkau kah ini?!". Biasanya, orang-orang batak juga menyebutkan kalimat tersebut dan dengan menyertakan nama yang hendak di serukannya. Misalnya ; "Ai ho do I Butet/Unccok/Polan?". Itulah menjadi senjata si penipu itu untuk mengkelabui orang yang hendak ditipunya.
Setelah Penipu mendengar seruan itu, ia akan semakin mendekati si korban hingga ia mencari alasan untuk meminta sesuatu baik berupa pulsa, uang dan lain sebagainya.Â
Namun, biasanya penipu itu lebih awal meminta kepada korban untuk mengirimkan pulsa, bisa saja sampai berkali-kali dan kemudian meminta korban untuk mengirimkan uang. Penipu tersebut akan segera mengirimkan nomor HP atau nomor rekeningnya.
Kejadian seperti itu, sudah hampir banyak terjadi di desa Cinta makmur, sebuah desa kecil di Kabupaten Aceh Tenggara.
Korban tidak hanya memberikan uang yang ada padanya tetapi juga sampai meminjam uang (berhutang) kepada tetangganya dan uang keluarganya.