"Hhhhhhhh", aku menarik nafas panjang. Mas Yoga kemudian menutup telfonnya.
Hari Sabtu sore kakakku mengantar bapak pulang ke rumahku bersama istrinya. Besoknya beliau pamitan pulang.
"Pak, bapak tinggal disini dulu ya, saya sama Yeni mau keluar kota dulu ya ada urusan ", katanya lagi.
"Nanti kalau kami sudah pulang kami jemput bapak lagi ya", katanya berbohong.
Bapak mengangguk angguk setuju. Kemudian kakakku segera pergi meninggalkan rumahnya dengan mobilnya.
Sepeninggal kakak mulailah bapak seperti biasanya, berteriak memanggil manggil kami meminta menggaruk badannya, memijit kakinya, dan berbagai macam keluhannya. Saat makan mulailah bapak menggerutu mengeluhkan berbagai macam masakan buatan istriku.
"Kalau di tempat Yoga, bapak mau makan apa aja diturutin, opor ayam, sate, rendang mau apa aja boleh ga kayak di sini, apa apa dilarang !!", gerutunya. Aku kaget, makanan makanan itu kan dilarang dokter, bahaya buat kondisi bapak bathinku, tapi kenapa Mas Yogi malah membiarkannya.
Esok paginya tiba tiba kondisi bapak ngedrop beliau pingsan. Aku dan istriku begitu panik, aku segera membawa bapakku ke dokter. Setelah dicek darah ternyata tekanan darah bapak begitu tinggi, "Pasti karena makan makanan sembarangan di rumah Mas Yogi", pikirku. Setelah diberi obat bapak diperbolehkan pulang. Segera kutelfon mas Yogi.
"Hallo Ga, ada apa?" Tanya Mas Yogi ditelfon.
"Mas Bapak cerita kok katanya di rumah Mas Yogi dikasih makanan enak terus ya, apapun yang pengen bapak makan mas kasih ya?"
"Iya Ga, aku udah ngelarang, tapi setiap dilarang bapak marah marah kayak anak kecil, aku pusing Ga, yaudah tak suruh kasih aja daripada nanti ngambek terus, katanya lagi".