"Telfonnya udah mati pak, mas Yogi lagi sibuk banget nanti dia telfon balik katanya".
"Ohhhhhh gitu ya, yowes ga papa namanya juga pegawe ya, maklum kalau sibuk", yah selalu begitu apapun yang dilakukan kakakku selalu dimaklumi dan dimaafkan.
Hari ini kakakku dan kedua anaknya datang berkunjung ke rumahku, mereka menginap selama 2 hari. Bapak kelihatan ceria sekali, terlebih saat kakakku memberinya uang, bapak dengan bangganya menunjukkan ke aku. Yah kakakku memang sering memberinya uang dibanding aku.Â
Maklum keadaan ekonomiku yang berbeda dengan kakakku, bahkan terkadang aku dan istriku mengalah makan seadanya, demi untuk menuruti kemauan ayahku membelikan makanan kesukaannya, ditambah aku harus mengirim uang bulanan buat 2 anakku di pondok pesantren, jadilah aku  hidup sederhana dengan istriku.Kakakku memang jarang sekali kemari karena kesibukannya, jadi mungkin dia hanya sekedar telfon dan transfer untuk membantu perawatan bapak.
"Bi bapak tadi bilang pengen ke rumah mas Yogi, katanya jenuh disini terus", kata istriku sepulang aku kerja.
"Bener gitu kata bapak?" Tanyaku.
"Iya bi", jawab istriku.
Aku sedikit gelisah, yah aku tau kondisi kakakku dan istrinya yang sibuk, kalau bapak disana mungkin bapak tidak akan ada yang menemaninya seperti saat di rumah kami. Aku masuk ke kamar bapak sembari memijat kakinya.
"Pak, bener bapak mau ke tempat mas Yogi?"Â Tanyaku.
"Iya Ga, bapak jenuh di sini terus, bapak pengen ke tempat Yogi", kata bapak lagi.
"Tapi pak, mas Yogi kan sibuk, nanti bapak apa betah disana ga ada yang nemenin?", tanyaku.