Mohon tunggu...
Erda R Asyira
Erda R Asyira Mohon Tunggu... -

Peneliti Pariwisata, Pembangunan Masyarakat dan Perencanaan dan Penulis Novel "From Borneo to Hawaii" 

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Yunani, Sisi Lain Negeri yang "Bangkrut"

31 Juli 2015   05:37 Diperbarui: 12 Agustus 2015   04:19 4987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Conference yg diselenggarakan oleh universitas ini di laksanakan di hotel berbintang. Waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 tetapi tidak ada tanda tanda conference akan dibuka. Sambil menunggu saya coba membuka network dengan berkenalan sesama peserta conference. Setelah 45 menit lepas dari jam yang dijadwalkan barulah conference di mulai. Yang menjadikan heran saya, saat salah satu Profesor memberikan sambutan dia mengatakan; Karena kami orang Yunani maka kami sering terlambat, meskipun kalimat itu cenderung nada bercanda pemecah suasana. Sisi lain ke (3) Orang Yunani tidak ontime.

Saya tidak akan cerita bagaimana conference berlangsung karena yang menarik adalah jalan jalannya sesudah itu. Tak saya sia siakan, hari pertama saya habiskan dengan berjalan keliling kota. Jarak antara hotel dan acropolis cukup dekat, dengan 20 menit jalan kaki saya sudah sampai di lereng bawah acropolis, dari acropolis 20 menit ke Kulil Dewa Zeus, 10 menit ke Ancient Angora yang terdapat di kawasan Plaka atau perkampungan tertua di Yunani.

Acropolis terdapat di atas bukit marmer yg sangat keras dan kuat. Konon bukit ini terangkat dari dasar laut setinggi 150 meter dan relatif datar, sepanjang 300 meter dan lebar 150 meter. Acropolis dalam bahasa Yunani berarti ‘titik tertinggi kota’ sehingga sebenarnya ditiap kota terdapat acropolis, seperti di Mycenae dan Tyrins, tapi yang saya ceritakan ini adalah yang di Kota Athena. Dalam kompleks ini terdapat Erechtheum bersebelahan dengan Parthenon, kalau ingin melihat jelas denahnya ada tuh di wikipedia. Untuk sampai pada puncak bukit ini kita cukup diuji dengan panasnya suhu dan kelembapan yg rendah sampai sampai saya bersimbah keringat ketika tiba di puncak. Tetapi pemandangan di atas Acropolis luar biasa menghapuskan kelelahan dan kepanasan sebelumnya. Bangunan terbesar adalah Parthenon yang kini tinggal reruntuhan. Tiang yang begitu kokoh masih tegak berdiri. Ia menjadi saksi bisu selama ribuan tahun. Menurut video yang diputar di Museum Acropolis, Parthenon pernah menjadi kuil di jaman 570-550 SM. Kemudian hancur ketika bangsa Persia menyerang 480 SM. Setelah menang perang pada 460 – 430 SM atau biasa disebut Golden Age of Athens Parthenon di bagun kembali. Yang menarik ternyata Parthenon ini mengalami perubahan fungsi, pada masa Byzantine Parthenon menjadi gereja didekasikan untuk Virgin Mary. Dibawah Latin Duchy of Athen, ia menjadi pusat administrasi dan catedral. Bahkan ia pernah menjadi masjid setelah ditundukkan Kerajaan Ottoman. Namun sayan sekali ia rusak setelah diserang oleh Ventians dalam Perang Morean. Saya merinding membayangkan bangunan ini pernah menjadi masjid sebelumnya.

Setelah ngubek ngubek Acropolis, sisa energi saya gunakan untuk mengunjungi Ancient Angora. Kawasan ini dahulu merupkan pusat kegiatan dan pasar Kota Angora kuno. Konon, disinilah tempat orang orang pandai bertemu untuk berdiskusi tentang politik, bisnis, ekonomi, hukum, lingkungan dan lain lain. Sehingga kawasan ini disebut sebut melahirkan konsep demokrasi yg kita kenal sampai sekarang. Inilah sisi lain ke (4).


Dari kawasan Ancient Angora saya berjalan melewati Plaka. Konon Plaka ini adalah perkampungan tertua di Athena, dan memang bangunan bangunanya kelihatan tua sekali, beberapa terawat dengan baik dan berubah fungsi menjadi cafe, namun beberapa sudah rusak dan ada juga yang diubah dengan sedikit sentuhan modern. Plaka juga sering disebut sebagai perkampungan Tuhan. Menyusuri Plaka seperti kembali ke masa lalu. Sisi lain yang menarik dari Plaka adalah kucing (5), saya bertemu dengan banyak kucing yg ukurannya lebih besar dari kucing kampung Indonesia dengan bulu panjang tebal, apakah ini yg disebut Kucing Angora.

Dari Plaka saya mencoba mencari masjid untuk sholat ashar sebelum magrib tiba. Kata mbah Google ada islamic center disekitar Plaka, dengan sisa energi di sore itu saya terus mencari namun sayang sekali tidak ketemu. Akhirnya saya harus buru buru balik ke hotel dan mampir berfoto di Kuil Dewa Zeus.

Hari ketiga saya dapat jatah presentasi, jadinya saya duduk manis di ruangan dari pagi hingga jatah saya di sorenya. Selepas conference saya sempatkan jalan ke pusat perbelanjaan melihat lihat souvenir dan barang barang yang dijual di sana. Ah.. dimana mana produk China mendominasi pasaran souvenir. Saya hampir melonjak senang melihat buah cheri masak yg besar besar dengan harga 1,45 Euro/kg. Senang bukan main saya borong 1 kg. Sisi lain: Buah buahan murah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun