Bagaimana Aku Bisa Mempercayaimu?
Jangan bicara soal kejujuran,
ketika lidahmu dilapisi racun manis.
Kau pikir aku bodoh?
Tersenyum sambil kau sembunyikan belati di punggungku?
Aku muak pada tatapanmu
penuh pura-pura, penuh rencana.
Sumpahmu hanya debu,
yang berterbangan saat angin kepentingan datang.
Berapa kali kau tarik aku naik,
hanya untuk melemparku lebih keras ke tanah?
Berapa kali aku harus memunguti diriku sendiri
dari reruntuhan kepercayaan yang kau hancurkan?
Bagaimana aku bisa mempercayaimu
jika setiap langkahmu menginjak janji-janji lama,
dan setiap kata yang kau ucap
membusuk sebelum sempat bermakna?
Aku bukan boneka yang bisa kau mainkan,
bukan dinding yang diam saat dihantam.
Percayamu sudah mati di tanganku,
dan aku tak berutang apa-apa pada kenangan.
Pergi.
Bawa dustamu bersamamu.
Di sini, tak ada lagi tempat untukmu
dan omong kosongmu yang membusuk.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI