مرحبا بكم. أهلا وسهلا في الشهر رمضان أي شهر الصيام، شهر المبارك، شهر المغفرة وأيضا شهر أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان...أما بعد
Tiada hal yang paling berkah, selain berkumpul dengan orang-orang yang sholeh. Alhamdulilah, ramadhanku kali ini bersama Rubin, khususnya Rubin Hafshah. Sebelumnya ada yang tau gak Rubin itu apa? Jadi, Rubin itu adalah singkatan dari Rumah Binaan. Rubin adalah sebuah beasiswa berupa tempat tinggal yang diberikan kepada Mahasiswa yang siap dibina dengan berbagai peraturan yang ada di dalamnya. Karena di Rubin itu bukan hanya diberi tempat tinggal semata, melainkan di sana pun mahasiswa-mahasiswinya dibina dengan berbagai kegiatan yang positif. Seperti tahfidz, tahsin, tilawah, kajian keislaman, diskusi manfa'at, sampai pelatihan soft skill yang terdiri dari copywriting, multimedia, programmer, dan digital marketing.
Di Ramadhan kali ini juga, Rubin mengadakan kegiatan "Berbagi Bersama Rubin". Dimana kami sebagai Mahasiswa Rubin diamanahi untuk mencari donatur yang senang hati untuk memberikan sebagian rezekinya kepada orang-orang yang tidak mampu. Jadi, setiap hari kami mengambil makanan dari para donatur itu untuk dibagikan kepada orang-orang yang hendak berbuka puasa di jalanan.
Selain itu, Rubin juga mengadakan berbagai ajang bakat lainya untuk ditampilkan di media sosial. Seperti Web Series, Ustadzah Muda, Cuplikan Adzan, Quiz, Pembawa Acara, dan Nasyid/Shalawat. Maa Syaa Allah, menarik bukan? Jadi yuk, yang belum mengikuti kegiatan kami selama Ramadhan, bisa kok dicari media sosialnya di Rubin. Id.
Sebuah nikmat yang luar biasa, ketika kita ingin berubah menjadi lebih baik lagi. Niscaya Allah pun akan menghadirkan orang-orang yang bisa membangun kita menuju keta'atan-Nya. Dari sini kita sudah faham, bahwa hidayah Allah itu adalah sesuatu yang mahal. Mengapa? Karena tidak semua orang yang memiliki kehidupan yang baik dan serba kecukupan, bisa menikmati manisnya iman dan islam.
Sebagaimana nasyid melantunkan lagunya, berbunyi :
Iman tak dapat diwarisi
Dari seorang ayah yang bertaqwa
Ia tak dapat dijual-beli
Ia tiada di tepian pantai
(Iman Mutiara : Raihan)
Nabi Muhammad SAW saja yang sudah jelas kekasihnya Allah SWT tidak bisa membujuk Rabb-Nya untuk memberikan hidayah kepada orang yang Rasulullah kasihi. Kita pasti tahu kan pamanya Nabi? Ya benar, ia adalah Abdul Thalib. Abu Thalib adalah Paman Nabi yang paling membela, menjaga, dan selalu melindungi Nabi Muhammad SAW dari kecaman orang-orang kafir. Namun apa yang terjadi? Hingga akhir hayatnya, Abu Thalib meninggal dengan keadaan tidak membawa iman, hal itu karena dosa syiriknya yang telah menutupnya dari hidayah Allah SWT.
Betapa sedihnya Rasulullah, sampai beliau menangis-nangis dan meminta ampunan kepada Allah atas paman-Nya itu. Lalu turunlah ayat 113 Surat At-Taubah yang berbunyi:
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَلَوْ كَانُوْٓا اُولِيْ قُرْبٰى مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ اَصْحٰبُ الْجَحِيْمِ
"Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, sekalipun orang-orang itu kaum kerabat(nya), setelah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu penghuni neraka Jahanam".
Pelajaran yang bisa kita dapat dari kisah ini, menjadikan kita tidak lalai lagi dalam melaksanakan kebaikan. Karena segala hal yang mendorong kita menuju kebaikan itu hakikatnya adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Maka janganlah kita sekali-kali menyepelekan hal tersebut, karena kita tak pernah tahu, akan seperti apa nasib kita diakhir hayat nanti.
Karena kebahagiaan hidup itu terletak di akhir hayat kita. Akankah kita mati dengan husnul khatimah ataukah suul khatimah? Semoga Ramadhan kali ini, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, dan semoga Allah senantiasa mengiringi langkah kita menuju ketaqwaan dan keridhoanya. Aamiin.
شكرا
الكاتب : رينا سكين