(Iman Mutiara : Raihan)
Nabi Muhammad SAW saja yang sudah jelas kekasihnya Allah SWT tidak bisa membujuk Rabb-Nya untuk memberikan hidayah kepada orang yang Rasulullah kasihi. Kita pasti tahu kan pamanya Nabi? Ya benar, ia adalah Abdul Thalib. Abu Thalib adalah Paman Nabi yang paling membela, menjaga, dan selalu melindungi Nabi Muhammad SAW dari kecaman orang-orang kafir. Namun apa yang terjadi? Hingga akhir hayatnya, Abu Thalib meninggal dengan keadaan tidak membawa iman, hal itu karena dosa syiriknya yang telah menutupnya dari hidayah Allah SWT.
Betapa sedihnya Rasulullah, sampai beliau menangis-nangis dan meminta ampunan kepada Allah atas paman-Nya itu. Lalu turunlah ayat 113 Surat At-Taubah yang berbunyi:
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَلَوْ كَانُوْٓا اُولِيْ قُرْبٰى مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ اَصْحٰبُ الْجَحِيْمِ
"Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, sekalipun orang-orang itu kaum kerabat(nya), setelah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu penghuni neraka Jahanam".
Pelajaran yang bisa kita dapat dari kisah ini, menjadikan kita tidak lalai lagi dalam melaksanakan kebaikan. Karena segala hal yang mendorong kita menuju kebaikan itu hakikatnya adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Maka janganlah kita sekali-kali menyepelekan hal tersebut, karena kita tak pernah tahu, akan seperti apa nasib kita diakhir hayat nanti.
Karena kebahagiaan hidup itu terletak di akhir hayat kita. Akankah kita mati dengan husnul khatimah ataukah suul khatimah? Semoga Ramadhan kali ini, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, dan semoga Allah senantiasa mengiringi langkah kita menuju ketaqwaan dan keridhoanya. Aamiin.
شكرا
الكاتب : رينا سكين