Menetapkan Batasan (Setting Boundaries)
Kita boleh peduli, tapi tidak harus selalu terjebak dalam drama. Menetapkan batasan bukan berarti egois, melainkan bentuk perlindungan diri.
Berfokus pada Fakta
Alih-alih larut dalam narasi emosional, kita bisa mengajak untuk melihat fakta konkret. "Apa yang sebenarnya terjadi?" "Bagaimana kronologinya?" Dengan begitu, percakapan menjadi lebih objektif.
Tidak Memberi Penguatan Negatif
Dalam teori belajar, setiap perilaku yang mendapat penguatan (reinforcement) cenderung diulang. Jika setiap keluhan selalu diberi perhatian berlebihan, pola itu akan semakin kuat.
Mengarahkan ke Solusi
Psikologi membedakan emotion-focused coping (larut dalam perasaan) dan problem-focused coping (mencari jalan keluar). Mengarahkan individu ke jalur kedua bisa memutus siklus keluhan tanpa akhir.
Antara Empati dan Rasionalitas
Namun kita juga perlu berhati-hati. Tidak semua orang yang terlihat seperti korban palsu benar-benar sedang playing victim. Ada individu yang memang sungguh mengalami penderitaan nyata. Bedanya, mereka biasanya terbuka terhadap solusi, tidak menutup diri dari tanggung jawab, dan tidak mengulang narasi korban secara berlebihan. Di sinilah peran emotional intelligence menjadi penting. Kita perlu bisa membedakan kapan harus berempati penuh, kapan harus menetapkan batas. Kita boleh menolong, tapi kita juga berhak menjaga diri.
Menjadi korban sejati adalah kenyataan pahit yang butuh dukungan. Tetapi playing victim adalah pola perilaku yang, bila dibiarkan, akan menguras energi dan merusak relasi. Dan rasa lelah yang muncul saat berhadapan dengan orang seperti ini adalah wajar. Dari rasa lelah itu, kita belajar bahwa empati tidak boleh membutakan, dan kepedulian pun ada batasnya. Dengan kesadaran psikologis, kita bisa menjaga keseimbangan: tetap manusiawi, tetapi tidak kehilangan diri sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI