Mohon tunggu...
Rilda Gumala
Rilda Gumala Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK PP Negeri Padang

Hobi Membaca, menulis, musik

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menanam Mint (Mentha Piperita L) di Rumah

8 Oktober 2023   11:30 Diperbarui: 8 Oktober 2023   12:25 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menanam Mint (Mentha piperita L) DI RUMAH

Daun mint (Mentha piperita L.) adalah salah satu tanaman herbal aromatik penghasil minyak atsiri yang disebut minyak permen (peppermint oil). Peppermint oil yang diproses lebih lanjut akan menghasilkan kandungan menthol. Dengan cara penyulingan pada 70-80% kandungan menthol peppermint oil melalui pengurangan tekanan, sehingga diperoleh bentuk kristal berwarna putih dan memiliki bau khas. Nah, menthol ini telah digunakan secara luas baik dalam bidang obat-obatan, maupun sebagai bahan yang dicampurkan dalam makanan, minuman, pasta gigi.

Pada dasarnya, Mentha piperita dan Mentha arvensis merupakan jenis tanaman mentha penghasil minyak permen (peppermint oil) yang berpeluang untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini karena tanaman tersebut dapat tumbuh pada dataran rendah maupun pada dataran tinggi . Pembudidayaan di daerah subtropik waktu berbunganya memerlukan hari panjang. Minyak permen (peppermint oil) di daerah subtropik  ini memiliki mutu terbaik pada saat pemanenan dilakukan pada fase berbunga penuh. 

Walau demikian, tanaman Mentha piperita L. yang dipanen sebelum berbunga dapat menghasilkan minyak dengan kandungan menthol yang cukup tinggi juga menurut Balai Penelitian Tanaman Rempah dan obat. Kandungan menthol dalam minyak atsiri akan naik dan turun sesuai dengan pertumbuhan dan umur tanaman, sedangkan akan mencapai maksimum pada akhir periode berbunga. Peppermint ( Mentha x piperita ) pertama kali dibudidayakan pada 1750 dekat London, Inggris sebagai hibrida eksperimental antara watermint dan spearmint. Dewasa ini  mint dapat  tumbuh secara alami hampir di seluruh dunia membuktikan bahwa  mint memiliki kemampuan untuk beradaptasi yang tinggi. 

Daun mint merupakan jenis tanaman penghasil menthol atau rasa mint yang seringkali dapat dirasakan pada saat mengkonsumsi permen atau saat meminum obat batuk. Mint atau peppermint (mentha piperita)  termasuk jenis tanaman dalam keluarga Laminaceae. Wilayah Indonesia yang subur sangat mendukung untuk budidaya tanaman mint sehingga berpeluang untuk mengembangkan daun mint yang peminatnya juga makin meningkat. Daun mint ini memang memiliki banyak manfaat dan permintaannya sangat tinggi. 

Di pasaran kebutuhan daun mint terus meningkat dari waktu ke waktu. Tingginya kebutuhan daun mint sementara ketersediaan daun mint bisa dikatakan sangat minim. Sehingga prospek budidaya daun mint ini sangat bagus. Peluang usaha dalam pembudidayaan daun mint terbuka lebar bagi siapa saja. Paling tidak , mengingat manfaatnya dan kemudahan pembudidayaannya akan lebih baik dicoba menanamnya di pekarangan rumah. Tanaman mint dapat ditanam di lahan bahkan cantik juga jika ditanam di dalam pot sebagai tanaman multi guna, daunnya yang cantik, unik dan hijau tidak kalah bersanding dengan tanaman hias daun lainnya di teras rumah.

Seperti diketahui bahwa Peppermint merupakan tanaman asli dari Eropa dan Timur Tengah, serta dari daerah subtropik, sekitar Mediteranian (Laut Tengah). Dalam sejarah penyebarannya ke Asia diduga berasal dari Eropa, yang awalnya disebarluaskan oleh orang Spanyol di daerah Semenanjung Malaya dan Singapura. Sejak tahun 1500 M tanaman daun mint ini telah banyak dibudidayakan di California, Washington, Michigan, Ohio, dan Jepang. Daunnya awalnya banyak  digunakan sebagai penyedap pada salad atau makanan yang dimasak, campuran dalam minuman teh, juga digunakan dalam pengobatan tradisional.

Morfologi  tanaman mint yaitu memiliki Akar serabut yang kuat, batang segi empat, hijau keunguan,percabangan simpodial. Daun berbentuk oval,berwarna hijau gelap dengan tulang daun kemerahan, ujung dan pangkal daun runcing , tepi daun bergerigi serta permukaannya kasar. Bunganya kecil, berbentuk lonceng, tumbuh berkelompok, melingkar di ketiak daun.Memiliki 4 helai corolla, berwarna ungu muda atau putih, Biji kecil dan berwarna hitam. Di Indonesia, jarang menghasilkan biji.

Daun mint memiliki kandungan  kimia menthol, menthone, metil asetat, fenolik, rosmarinic acid, flavonoid (eriocitrin, luteolin dan hesperidin), isomenthone, neomethylacetate, piperitone, pulegone, limonene. Daun mint disinyalir dapat meredakan gatal-gatal akibat alergi, sinusitis,sakit kepala, sakit tenggorokan, mengatasi perut kembung, menjaga kesehatan gigi, meringankan kram menstruasi, memiliki aktivitas sebagai analgesik, sitotoksik, antiinflamasi, antioksidan,antikanker, antimikroba. Bagian tanaman yang dimanfaatkan teutama  adaah daunnya.

Klasifikasi Daun Mint

 Menurut Plantamor (2012), secara ilmiah daun mint atau dengan nama lain (Mentha piperita L.) termasuk suku Lamiaceace, dengan klasifikasi Mentha piperita L. sebagai berikut :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun