“Tok! Tok! Tok!” Adi mengetuk pintu ruangan kerja Mr. Bill Robinson tiga kali.
“Masuk, Di.” Terdengar suara Mr. Bill dari dalam ruangan.
Adi membuka pintu dengan perlahan. Ia melihat Mr. Bill Robinson, Mrs. Emma Robinson dan pria tua berkacamata yang tak dikenalnya duduk di kursi mengelilingi meja panjang yang biasa digunakan untuk membahas pertemuan bisnis.
“Ayo duduk di sini, Di. Perkenalkan ini pengacara pribadi keluarga Robinson, Mr. Philip Moyer.” Mrs. Emma melambaikan tangannya, menyuruh Adi untuk duduk di sampingnya.
Adi menganggukkan kepalanya dengan hormat dan bersalaman dengan Mr. Philip sebelum ia duduk berhadapan dengannya.
“Apakah ada yang bisa saya bantu, Mr. dan Mrs. Robinson?” Adi membuka percakapan.
“Kami memanggil Adi kemari karena ada hal yang ingin kami bicarakan.” Mr. Bill mulai menjelaskan. Raut mukanya mendadak serius.
“Seperti yang Adi ketahui, bisnis kapal pesiar milik keluarga Robinson selama tiga tahun ini telah berkembang amat pesat. Bisnis yang awalnya hanya memiliki satu kapal pesiar, sekarang menjadi lima kapal pesiar. Dari kelima kapal pesiar itu, semuanya beroperasi dengan sangat baik dan memberikan profit yang cukup besar bagi bisnis keluarga Robinson.” Mr. Bill menghela napas sebentar sebelum melanjutkan.
“Kami sangat senang dan berterima kasih kepada Adi karena telah membuat bisnis keluarga Robinson berjalan dengan amat baik, bahkan di luar ekspektasi kami sebelumnya. Ternyata keputusan kami tiga tahun yang lalu untuk memberikan kamu kesempatan mengelola bisnis kapal pesiar keluarga Robinson sudah tepat.” Mr. Bill tersenyum kepada Adi dan ia pun menoleh ke arah istrinya, Mrs. Emma, yang juga ikut tersenyum.
“Berdasarkan hal tersebut dan atas dasar pertimbangan umur bahwa hidup kami sudah tidak lama lagi di dunia ini, kami sepakat untuk mengangkat Adi sebagai anak kami secara legal dan sah di mata hukum. Selama ini kami sudah menganggap kamu sebagai anak kandung kami sendiri dan kami tahu selama ini Adi juga sudah menganggap kami berdua ini sebagai pengganti kedua orang tua kandung kamu yang jauh di sana.” Mr. Bill memandang Adi dengan penuh harap.
“Apakah ini benar-benar terjadi? Apakah saya tidak salah dengar?” Adi memandang Mr. Bill dan Mrs. Emma secara bergantian dengan penuh keragu-raguan.
