Mohon tunggu...
Rika Nurmalasari
Rika Nurmalasari Mohon Tunggu... Jurnalis - @rikanrmlsr30

Salurkan imajinasimu dengan tulisan yang bermakna

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hiporia

5 Maret 2020   23:32 Diperbarui: 6 Maret 2020   00:20 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
soundonsoundfest.com

Kehidupan Sandra memang berubah, tapi bukan berarti Ardan membawa pengaruh buruk padanya. Bahkan, Ardan yang selalu menyemangati Sandra dan meminta agar ia kembali ke sikapnya yang dulu. Setiap malam Ardan selalu mengajak Sandra pergi ke sebuah tempat. Dengan ini Ardan harap ia bisa menghibur Sandra. Ardan memang cuek, tak peduli dengan hal sekitarnya. Tapi ini beda, ia ingin menggali sesuatu dari Sandra, ia harus menyelesaikan misinya.

"Ngapain sih kak tiap hari kesini?" tanya Sandra. 

Sandra merasa heran karena Ardan membawanya terus ke sebuah event seni yang dikenal dengan "Hiporia Festival"

"Hiporia Festival ini event yang jarang, cuma ada setahun sekali, terus hanya berlangsung tiga bulan aja" jawab Ardan

"Ya terus apa ?"
"Gapapa, semoga aja kamu bisa terhibur disini"
"Ya udah makasih" ucap Sandra ketus.

"Aku mau kamu berubah de, jadi kamu yang dulu. Kasihan orang tua kamu, jadi sedih gara-gara sikap kamu yang kayak gitu. Aku tahu kamu berusaha untuk merubah kembali sikap kamu, aku akan selalu dukung kamu. Kamu gak perlu merubah hidup kamu menjadi serba mewah, menjadi serba trend. Itu ga perlu San, buat apa coba"

Sandra terdiam, merenungi ucapan Ardan.

"Coba deh kakak pikir, mana ada orang yang tahan tiap hari diejek orang lain, dikatain miskin, dikatain anak pembantu, dikatain anak pengamen, dikatain ga pantes ada di sekolah itu. Dan buruknya lagi aku bukan anak kandung mereka, aku gatau orang tua aku dimana. Katanya aku culun, gak pernah sekeren penampilan mereka yang serba mahal itu. Aku tuh cuma penjual gorengan, ga pantes ada di sekolah itu bareng anak-anak orang kaya"

Sandra terus berbicara, mengeluarkan isi hatinya. Ia mengatakan semua hal yang membuatnya sakit hati. Dalam hatinya ia memang merasa bersalah karena melampiaskan kekesalannya di sekolah pada kedua orang tuanya.

"Udahlah, gak penting. Lagian ngapain kakak urusin aku, kakak bukan siapa-siapa aku. Ngapain kakak juga masih mau barengan aku kalau kakak bilang sikapku berubah sekarang" lanjut Sandra.

Sekarang Ardan yang terdiam. Sambil menatap langit malam ditemani suasana konser musik di Hiporia Festival. Ia seperti memikirkan sesuatu.
Ardan mengembuskan nafas perlahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun