Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Cara Membuat Tulisan Menjadi Artikel Utama di Kompasiana

5 April 2020   16:29 Diperbarui: 6 April 2020   11:43 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: tangkapan layar pribadi

Terus terang...
saya tidak tahu, hehehe.

Oleh karena pembaca sudah mampir di sini, ijinkan saya berbagi hipotesa berdasarkan pengalaman saya, bagaimana sebuah tulisan bisa dipilih sebagai artikel utama di platform blog Kompasiana.

Saya mulai menulis di Kompasiana pada tahun 2017, sebagai salah satu upaya personal branding sebagai penulis. Iya, saya akui motivasi tersebut tidak terdengar inspiratif, tapi memang begitu adanya.

Sampai saat ini saya sudah menulis 78 artikel, dengan 61 artikel masuk kategori Pilihan (78%) dan 16 artikel masuk kategori Artikel Utama (20%). Berdasarkan jumlah poin yang saya kumpulkan, saya masuk ke kategori Taruna, level ke-3 dari total 7 level di Kompasiana.

Dua tahun lalu saya tiba-tiba kehilangan minat dan tidak sanggup menulis lagi, baik di Kompasiana maupun di blog pribadi. Penyebabnya adalah kegiatan menulis saya di Kompasiana yang menggeser fokus dan alasan mengapa saya menulis.

Jumlah view,

jumlah like,

dan jumlah komentar yang diberikan pembaca di setiap artikel yang saya tulis.

Jumlah poin yang saya harus kumpulkan untuk mencapai level-level di Kompasiana.

Semua itu menjadi noise, menjadi gangguan yang membuat saya mengabaikan voice di dalam sanubari.

Voice yang seharusnya saya ikuti dalam menulis apa pun itu adalah:

Apakah informasi yang saya tulis bermanfaat buat pembaca?
Apakah pembaca menemukan solusi terhadap masalahnya melalui tulisan saya?
Apakah tulisan saya menginspirasi dan memberi semangat?
Apakah tulisan saya menghibur, membuat orang tersenyum atau tertawa?

Waktu saya tidak lagi mendengarkan voice itu, saya mulai menulis demi memenuhi selera pasar. Saya mulai menulis konten/iklan berdasarkan permintaan (saya tidak bermaksud menyinggung para penulis konten, lho ya. Saya sadar diri bahwa menulis konten bukanlah untuk saya). Saya mulai menulis hal-hal yang kontroversial demi mencapai view, like, dan comment yang banyak.

Pada akhirnya saya kelelahan dan malu pada diri sendiri.

Selama dua tahun saya menyepi, berintrospeksi, mencoba menemukan voice itu lagi. Saya mencari jati diri sebagai penulis, memperbaiki motivasi, dan menemukan dorongan supaya saya bisa mengetik lagi. Bukan untuk Kompasiana, bukan untuk blog pribadi, bukan untuk media sosial, namun untuk memenuhi panggilan dalam hidup saya.

Sekarang saya akan mengemukakan tiga hipotesa bagaimana sebuah artikel bisa terpilih menjadi artikel utama di Kompasiana.

1. Waktu mengunggah artikel

Sembilan puluh persen dari artikel yang saya tulis saya unggah pada malam hari, biasanya menjelang tengah malam. Dalam kurun waktu maksimal 30 menit saya akan tahu apakah artikel saya masuk kategori Pilihan atau tidak.

Setelah diunggah seringkali editor Kompasiana mengatur ulang letak paragraf dan memperbaiki cara mencantumkan sumber gambar. Saya pun berhipotesa bahwa pada malam hari beban kerja editor lebih sedikit dari siang hari, sehingga mereka memiliki waktu untuk membuat artikel saya terbaca dengan lebih baik.

Kelemahan dari hipotesa saya ini adalah view per artikel yang relatif rendah, biasanya di bawah 100. Hal ini sudah bisa saya duga karena artikel saya pasti segera tertutupi oleh artikel-artikel lain dalam kategori Pilihan yang mulai memenuhi Kompasiana pada pagi hari.

2. Masuk ke kategori Pilihan adalah satu langkah lebih dekat untuk masuk ke kategori Artikel Utama

Anggaplah kategori Artikel Utama sebagai piala Oscar, maka kategori Pilihan adalah keberhasilan masuk nominasi untuk mendapatkan piala tersebut. Artikel yang tidak masuk dalam kategori Pilihan tidak akan dipertimbangkan oleh editor.

Dalam satu hari bisa ada ratusan artikel di dalam satu kategori; saya ini bersaing dengan banyak penulis lain. Artikel saya bisa menjadi Pilihan atau Artikel Utama adalah sepenuhnya wewenang editor yang memiliki pandangan lebih luas dan pertimbangan lebih banyak.

Meskipun buat saya statistik sebagai penulis tidak lagi penting, statistik adalah hal pertama dan terutama untuk Kompasiana sebagai sebuah entitas bisnis. Artikel yang banyak dibaca akan menambah kesempatan eksposur iklan dan pundi-pundi untuk platform tercinta ini.

Terkadang artikel saya menjadi Artikel Utama beberapa hari setelah ia menjadi Pilihan, dan ini tidak mengherankan. Itu artinya pada hari yang sama ada artikel lain dalam kategori yang sama yang menjanjikan lebih banyak view dibanding artikel saya.

3. Jadilah penulis spesialis

Selama bergabung dengan Kompasiana saya melihat banyak penulis spesialis, apa pun yang ia tulis selalu menjadi artikel utama. Ada yang mengkhususkan diri menulis tentang politik, film, dunia digital, wisata, dan lain sebagainya.

Saat pembaca melihat nama seorang penulis spesialis, mereka akan langsung tahu hal apa yang akan dibahas. Buat Kompasiana asosiasi seperti ini menguntungkan, karena pembaca akan berkunjung juga ke artikel-artikel lain yang ditulis oleh penulis tersebut.

Tulisan penulis generalis, seperti saya, memiliki kesempatan yang lebih sedikit untuk menjadi artikel utama karena saya tidak memiliki kekhususan bidang. Waktu pembaca melihat nama saya, mereka tidak akan memiliki ekspektasi tema apa yang akan saya angkat, karena saya dari dulu biasa menulis tentang banyak hal.

Kemampuan mengobservasi dan menulis tentang banyak kategori adalah hal yang saya kejar. Memberi kejutan pada diri sendiri karena bisa menulis tentang suatu hal baru buat saya lebih penting daripada hanya berfokus pada satu bidang.

Demikian hipotesa saya yang bisa jadi benar, bisa jadi salah. Bisa jadi membantu artikel kamu supaya menjadi artikel utama di Kompasiana, bisa jadi tidak. Semuanya kembali kepada motivasimu: kamu menulis untuk apa dan untuk siapa? Apa yang penting bagimu, apa yang kamu kejar?

Buat saya pribadi, kata-kata Pramoedya Ananta Toer menjaga saya untuk kembali setia pada voice dan tidak melenceng mendengarkan noise lagi.

Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Dan itu cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun