Saat menghadapi situasi tidak menyenangkan, seperti disalip dan dimaki di jalan, kita cenderung bereaksi emosional. Dengan menerapkan semangat Conversio, kita berhenti sejenak untuk menilai situasi secara rasional, menyadari bahwa tindakan orang lain di luar kendali, tetapi respons kita sepenuhnya dalam kendali diri. Memilih ketenangan daripada emosi mengubah reaksi spontan menjadi kesadaran rasional, menghasilkan hati damai, pikiran jernih, dan hidup lebih tenang. Menurut Marcus Aurelius, Conversio bukan pelarian, tapi cara bijak menghadapi kenyataan; ketenangan sejati lahir dari penguasaan diri di tengah tantangan.
2. Metode Latihan [Askesis]: Memisahkan Dua Hal antara Fortuna dan Virtue
Pengertian AskesisÂ
Askesis, yang berasal dari bahasa Yunani "áskēsis" yang berarti "latihan" atau "disiplin diri", dalam filsafat Stoikisme bukan hanya tentang latihan fisik semata, tetapi lebih dalam lagi, merupakan latihan rohani dan mental yang membantu seseorang mencapai kebijaksanaan dan ketenangan batin.
Para filsuf Stoik seperti Marcus Aurelius, Epictetus, dan Seneca percaya bahwa manusia tidak akan bisa mencapai kedamaian sejati tanpa melatih pikirannya.
Hidup penuh dengan berbagai ujian, seperti kemarahan, kehilangan, ketakutan, dan godaan. Semua tantangan ini bisa dihadapi dengan pikiran yang terlatih dan terkendali. Proses untuk mencapai hal tersebut disebut askesis.
Tujuan utama Askesis adalah melatih pikiran agar tetap tenang, rasional, dan bijak dalam menghadapi berbagai situasi hidup. Melalui latihan ini, seseorang belajar untuk mengendalikan emosi, menerima kenyataan dengan lapang dada, dan bertindak berdasarkan akal sehat, bukan dorongan sesaat.
Bagi Marcus Aurelius, Askesis menjadi sarana untuk menjaga keseimbangan batin di tengah tekanan besar sebagai kaisar. Dengan latihan berpikir dan refleksi diri, ia mampu tetap tenang meski menghadapi perang, tanggung jawab, dan tantangan hidup yang berat.
Memisahkan Dua Hal: Fortuna dan Virtue
Dalam ajaran Stoikisme, salah satu latihan batin terpenting adalah kemampuan untuk membedakan dua ranah kehidupan: hal-hal yang berada di luar kendali kita (Fortuna) dan hal-hal yang sepenuhnya bergantung pada diri kita (Virtue).