Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rinduku Laut

11 Oktober 2019   10:49 Diperbarui: 11 Oktober 2019   10:56 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Rinduku pada laut
Adakah yang lebih indah dari pasir pantai?

Laut mengajari menjadi angin
Menjadi ombak
Menjadi kapal
Menjadi layar

Laut mengajari menjadi ikan
Menjadi karang
Menjadi dermaga
Menjadi mercusuar

Laut mengajari menjadi asin
Menjadi garam

O, laut....
Perjalananmu terkadang maut

Rinduku pada laut
Adakah yang lebih indah dari nyiur melambai?

Laut mengajari marah menjadi topan
Menjadi ombak tinggi
Menjadi pusaran sang pemangsa
Kapal-kapal
Ikan-ikan
Terumbu karang
Mercusuar

Laut mengajari tegar
Setegar karang
Setegar perjuangan menjadi segala muara
Segala sungai, segala air, segala sampah
Segala cerita cinta dan roh-roh suci
kau biarkan bersemedi melarung cita-cita
Dalam sesaji suci

Lain waktu aku sadar
Adalah pantai yang selalu menanti ombak
Adalah pantai yang menerima ikan

Menerima asin menjadi garam
Menerima perahu-perahu, kapal-kapal
Merasakan jutaan kaki melumat pasir
Melumat rasa pada mimpi
Bahwa aku tak akan mungkin
Menjadi laut

Ujung Kata, 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun