Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jalan Simpang

7 Agustus 2019   16:47 Diperbarui: 7 Agustus 2019   18:25 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: pixabay

Telah kau lupa membaca jalan
Terlampau banyak simpang
Tak bernama, penuh etalase
Berbagai rupa kekayaan

Kekuasaan, wanita-pria
Aku melihat wajah-wajah mengotori kota
Adakah wajahmu ada di antaranya?
Berjanji memberikan bunga

Bunga deposito, ataukah pendustaan
Bunga kredit yang kau bayar di muka
Aku cicil di belakang
Seperti menyadap bara

Api terpacak membakar raga
Aku melihat kata-kata nirwana
Di sepanjang jalan simpang
Tapi di belakang sana

Sumpah serapah adalah syair neraka
Yang begitu manis, begitu magis
Membakar harap, menghanguskan kerakap
O, kerakap-kerakap

Kamilah yang hidup di batumu
Batu yang menyediakan air untuk hidup
Tapi sangat banyak dan deras mengikis
Sampai hanyut dan semaput

O, kerakap-kerakap
Tak tumbuh di tanah pemberian
Sebab tanah telah dibagi
Bagi mereka yang punya janji penjual mimpi

Telah kau lupa membaca jalan
O, terlalu banyak simpang
Terlentang sepanjang nyalang
Yang jalang

Ujung Kata, 819

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun