"Begini, Dokter Salmon."
Dia meralat, "Bukan Salmon, tapi SALAMON." Saya tersenyum dalam hati.
"Apa keluhan anda?"
"Belakangan ini saya sering tersenyum dan merasa gila." Dokter Salamon berdiri. Dia memeriksa mata, lobang hidung dan lobang mulut saya.
"Ah, tak apa-apa. Anda sehat-sehat saja, Pak Usin."
Prettt! Salah ucap lagi dokter ini. "Tapi, saya tetap merasa gila, Dokter Salting."
"SALAMON."
"Ya, itu yang benar." Saya terdiam sejenak. "Tolong, Dok. Beri saya rekomendasi gila. Rawat saya di rumah sakit ini."
Dokter itu menggeleng. "Anda sehat-sehat saja, Pak."
"Tolong, Dok."
"Anda caleg?" Saya mengangguk. "Mau menjadi gila itu butuh biaya." Dia menyebutkan nominal yang membuat saya terbelalak. Tapi, dibanding dengan hutang saya kepada Tionghoa itu, masih lumayan.Â