Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pak Wil

22 April 2019   12:56 Diperbarui: 22 April 2019   13:01 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Malam ini aku akan ke rumah Pak Wil, Bu. Aku sadar apa yang kau katakan itu benar." Aku menebak dia akan menjerit dan memelukku erat. Tapi ajaib, dia hanya membeku di atas kursi. Matanya berlinang. "Kenapa kau malahan bersedih? Keputusanku ini kan yang kau tunggu-tunggu!"

"Tak usahlah bapak ke rumah Pak Wil. Dari saat ini sampai kapan pun!" 

"Lho! Kenapa? Apakah Pak Wil berbuat jahat atau diisukan terlibat korupsi." Aku sebenarnya pernah mendengar isu, Pak Wil terlibat kasus korupsi kecil-kecilan. Itulah mengapa aku semakin menjaga jarak darinya.

"Bukan itu!"

"Lalu?"

"Karena Pak Wil telah berhasil mengartikan namanya." Aku bingung. Mungkin wajahku terlihat lucu dan bodoh. "Ya, Pak Wil adalah seorang bapak yang telah memiliki Wanita Idaman Lain. Dan aku tak ingin kelak bapak berlaku demikian."

"Jadi?"

"Jadi biarlah kita tetap seperti ini."

Aku tersenyum puas. Aku memeluk istriku. Untuk pertama kalinya setelah Pak Wil jaya, aku melihat hanya ada nyala cinta di mata istriku.

---sekian---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun