"Malam ini aku akan ke rumah Pak Wil, Bu. Aku sadar apa yang kau katakan itu benar." Aku menebak dia akan menjerit dan memelukku erat. Tapi ajaib, dia hanya membeku di atas kursi. Matanya berlinang. "Kenapa kau malahan bersedih? Keputusanku ini kan yang kau tunggu-tunggu!"
"Tak usahlah bapak ke rumah Pak Wil. Dari saat ini sampai kapan pun!"Â
"Lho! Kenapa? Apakah Pak Wil berbuat jahat atau diisukan terlibat korupsi." Aku sebenarnya pernah mendengar isu, Pak Wil terlibat kasus korupsi kecil-kecilan. Itulah mengapa aku semakin menjaga jarak darinya.
"Bukan itu!"
"Lalu?"
"Karena Pak Wil telah berhasil mengartikan namanya." Aku bingung. Mungkin wajahku terlihat lucu dan bodoh. "Ya, Pak Wil adalah seorang bapak yang telah memiliki Wanita Idaman Lain. Dan aku tak ingin kelak bapak berlaku demikian."
"Jadi?"
"Jadi biarlah kita tetap seperti ini."
Aku tersenyum puas. Aku memeluk istriku. Untuk pertama kalinya setelah Pak Wil jaya, aku melihat hanya ada nyala cinta di mata istriku.
---sekian---