Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Babak Belur Kata

7 Maret 2019   14:42 Diperbarui: 7 Maret 2019   20:40 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Babak belur aku dihantam katamu, katamu harusnya embun menetas daun, meretas tanah menghirup tiada, seperti adanya bisa masuk rasa, sakit sirna, kenapa luka itu bermata.

Hak pisau pemegang dapur, bumbu-bumbu memantra, merasuk lapar, mengurai nikmat. Hak parang, memapas daging, di penjagalan, agar kau menyaring rasa gurih duri dan tulang. Hak kapak untuk kayu, untuk bara, api yang melumat juadah sampai kalis.

Hanya kau tanah, adalah benih, adalah tunas, adalah tiada menjadi ada, pada kata yang meniup bara? Semoga jedamu jera.

32019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun