Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sengaja Luka

15 Februari 2019   08:19 Diperbarui: 15 Februari 2019   08:51 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dari demi detik orang-orang mengejar, menjangkau lokomotif dalam sarapan terburu, kopi tak tersentuh, seolah tertinggal sehari seperti menyerahkan roda pada pedati, manalah mungkin melampui, ketika lumut adalah larut, ketika larut adalah gelap, mereka sadap sesal, karena tak akan ada makan siang gratis.

detik demi detik berlalu, aku mengeja debu, dalam tidur panjang, sisa semalam, mencoba merajah bulan dengan janji-janji, mimpi-mimpi, melunaskan lelap, seolah roda lebih rendah dari pedati, keong-keong melebihi, hari ini masih ada makan malam terlambat, menyerahkan diri kepada larut, sisa-sisa muntahan orang ketika mereka kenyang, selalu ada harga diri gratis pada tangan tebuka, pada hela sengaja luka 

022019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun