Terlalu cepat mencinta. Malam belum tentu gegas pagi. Pagutan mata tetap larut mimpi. Bukankah mencinta itu berkaca pada terang? Semoga aku tak buta pada mata hatinya.
Aku suka menghafal mimpi. Sebelum nasi di penggorengan kering. Buah hati membanting jam dinding. Waktu mengajari terlambat. Ah, terlalu cepat mencinta.
Pada pagi, Â pada siang, Â pada malam. Marilah memaku suka. Sebelun lepas siksa, cinta dan murka. Apakah aku bosan mencinta?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!