Mohon tunggu...
Ridho Al rasyid
Ridho Al rasyid Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Di atas langit masih ada langit....

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Huru hara dari Nepal

16 September 2025   20:27 Diperbarui: 16 September 2025   20:24 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Membahas situasi di Nepal yang menjadi contoh pahit bagaimana demokrasi bisa berubah menjadi luka ketika negara gagal mendengar dan berkomunikasi dengan rakyatnya. Demonstrasi besar terjadi sebagai reaksi terhadap larangan pemerintah terhadap media sosial, yang dianggap simbol dari pembatasan kebebasan. Demonstrasi tersebut kemudian berkembang karena akar masalah sebenarnya adalah ketidakadilan, korupsi, dan nepotisme, serta penutupan ruang komunikasi antara negara dan warga.

Reaksi pemerintah berupa kekerasan, termasuk penggunaan gas air mata dan peluru karet, justru memperparah keadaan dan merusak legitimasi politik. Negara memilih kekerasan sebagai respons, bukannya dialog, yang menyebabkan hilangnya kepercayaan rakyat dan memperlemah fondasi demokrasi. Meski larangan media sosial akhirnya dicabut, trauma dan luka kolektif tetap tersisa.

 Saya menegaskan bahwa demokrasi sejati tidak hanya soal prosedur pemilu, tetapi tentang keberanian membangun ruang berbicara yang terbuka dan dialog yang jujur. Mengabaikan suara rakyat akan mengancam stabilitas dan legitimasi negara. Pelajaran dari Nepal adalah pentingnya keadilan, akuntabilitas, dan transparansi dalam memperkuat demokrasi. Kesimpulannya, negara yang menutup ruang publik hanya akan melahirkan kekecewaan dan protes, dan kegagalan komunikasi ini bisa berujung pada kekerasan dan kerusakan demokrasi. Dunia perlu belajar dari pengalaman Nepal agar tidak mengulangi kesalahan serupa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun