Mohon tunggu...
Muhamad Baqir Al Ridhawi
Muhamad Baqir Al Ridhawi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lagi belajar nulis setiap hari.

Blogku sepi sekali, kayaknya cuma jadi arsip untuk dibaca sendiri. Hohohoho. www.pesanglongan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Diary

Admin Medsos Harus Kecanduan Medsos

20 Januari 2021   17:37 Diperbarui: 20 Januari 2021   17:42 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Admin Medsos Harus Kecanduan Medsos

"Untung tadi aku ngisi tes psikologinya tadi dengan sering main sosmed dan susah melepaskan HP untuk beberapa saat," celetuk orang yang baru keluar dari ruang wawancara untuk mengisi lowongan Admin Media Sosial.

Hah, heran aku. Aku menjawab hampir biasa-biasa saja soal bermain medsos. Karena akhir-akhir ini aku sudah mengurangi aktivitas medsosku.

"Memang yang dicari itu yang sering main HP?" tanyaku.

"Iya. Nanti dicek Facebook sama Instagramnya. Apa yang terakhir di-upload? Tanggal berapa terakhir upload? Kayak gitu. Untung akhir-akhir ini aku sering upload desain-desain di Instagram,"

Lho, aku jarang sekali posting sesuatu di Instagram apalagi Facebook. Boro-boro desain. Foto tidak penting pun jarang. Dag-dig-dug-ser, seketika aku merasa terancam. Kalau main Instagram, aku paling sering cuma buat story. Tapi yang menurutku berbobot saja, baru aku buat. Tetapi, tenang dululah. Aku aktif sekali kok nulis di Blog pribadi dan Kompasiana. Ya walau pengunjung sedikit. Dan nanti sepertinya aku bisa mempertunjukkan itu.

Beberapa saat kemudian aku disuruh masuk.

Sesudah aku tunjukkan tulisan di Blog pribadiku yang---Alhamdulillah---belum putus konsistennya. Dia tidak membaca. Hanya scrolling baca-baca judulnya. Sesudah itu apa yang dikatakannya sungguh mengherankan buatku:

"Nanti, paling terlambat 5 hari, kami kabarin melalui WhatsApp untuk wawancara lanjutan. Langsung wawancara ke bosnya. Kalau misal tidak diterima artinya ada dari diri Anda yang kurang, yang tidak sesuai dengan yang kami butuhkan. Dan sepertinya.. Anda ini kurang aktif ya main Instagram, dan Facebooknya."

Mendengar itu pun aku langsung su'uzon, bahwa aku tidak diterima. Dan wawancara selesai.

Tapi kok, absurd banget kalau alasannya begitu. Begini-begini, semisal yang dicek Instagramnya adalah orang-orang yang mempergunakan Instagram sebagai media upload rutin portofolio karya seninya sih tidak masalah. Tetapi kalau tidak gimana? Kan nggak harus disamaratakan gitu?

Bagaimana kalau ada orang tipe "kalau tidak baik, lebih baik tidak usah" sehingga karya-karya di Instagramnya sedikit. Tetapi dia sering dapat pesanan untuk mengerjakan gambar? Ya kemampuannya pasti tidak teraba jika teknik membaca orangnya begitu.

Dan ini gimana sih aslinya? Ini lowongan admin medsos, atau konten maker sih?

Kalau admin medsos kan membutuhkan keahlian tulis-menulis, nantinya digunakan untuk membalas pertanyaan netizen. Aku tunjukkan tulisan-tulisanku tidak dibaca lagi. Harusnya dibaca biar si pewawancara tercerahkan---cielah---dengan tulisanku.

Kirain nulis setiap hari itu gampang apa? Ya gampang sih. Kalau kamu pengangguran.

Ah, sudahlah. Barangkali bukan rezekiku.

Gara-gara nonton The Social Dilemma, aku jadi mengurangi aktivitas medsosku dan mulai rajin membaca buku dan menulis. Lalu, gara-gara wawancara ini sepertinya aku jadi merasa, "kayaknya aku harus lebih narsistik di sosmed deh,"

Ini sungguh Dilemma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun