"Mungkin itu menurutmu, tapi cara pandangku nyatanya berbeda. Lalu... mengapa kamu tidak memakiku atas apa yang aku lakukan?" Tanya Sangkara.Â
"Orang sepertimu diberi hinaan seribu kata pun tidak akan berubah. Kamu mungkin merasa bertanggung jawab sebagai pria karena menyelesaikan semua ini dengan bertemu langsung, ya? Setelah pengakuan cintamu yang hiperbola ditelepon dan di pesan saat itu? Hahaha.. Dipandanganku, kamu hanya sosok pecundang yang berusaha menyelamatkan diri sendiri agar tak dianggap buruk oleh orang lain. Kamu lari dari konsekuensimu sendiri dengan dalih 'ini mungkin yang terbaik'" Jelas Melodi dengan tegas.Â
Sangkara terdiam, tak mampu membantah kebenaran yang kejam itu. Melodi beranjak dari kursi, meninggalkan sosok pria yang sedang terpaku dengan pembicaraan mereka tadi. Perempuan ini belajar satu hal, sebaik-baiknya perasaan lebih baik dipastikan, jika hanya mendapatkan jatuh tapi tidak mendapatkan cinta, untuk apa? Nyatanya, cinta yang dipermudah segalanya adalah cinta yang sejati. Cinta yang hanya bermasalah pada kondisi, bukan pada kesalahpahaman hati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI