Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Aplikasi Academic Writing Skills di Tempat Kerja

11 November 2021   05:28 Diperbarui: 11 November 2021   05:31 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andai kita tahu manfaat besar menulis......(Personal Collection)

Menulis belum menjadi tulang punggung professional karena beberapa faktor di bawah ini:

Pertama, tidak adanya program sistematik yang bertujuan mendongkrak kegiatan menulis dari sejak awal masuk kampus. Memang ada beberapa perguruan tinggi yang memberlakukan kegiatan Academic Writing Skills ini pada semester awal. Misalnya di Universitas Gajah Mada (UGM). Ada kegiatan yang namanya Soft Skills. Di sana mahasiswa digembleng untuk berlatih secara aktif membaca, menganlisa karya ilmiah, menulis, presentasi serta mengkuti event internasional semacam seminar atau symposium. Itupun, menurut Akhir Fahruddin, mahasiswa pascasarjana, fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM, persentasenya sangat kecil. Teman-temannya banyak yang mengeluh ketika mendapat tugas menulis 1000 kata dalam waktu 90 menit mata kuliah. Ini merupakan contoh sederhana bahwa menulis di kampus belum menjadi tuan rumah bagi mahasiswa yang sebenarnya tugasnya murni belajar menulis.

Kedua, dosen tidak memberikan contoh nyata. Tidak jarang dosen-dosen yang pernah saya temui menggunakan materi karya orang lain saat kuliah. Memang tidak masalah karena materi kuliah sudah disusun standard dalam kurikulum guna menjaga kualitas kompetensi lulusan. Hanya saja idealnya, dosen menulis sendiri. Materi kuliah bisa berupa kumpulan jurnal, kemudian dibendel dan diberikan kepada kami mahasiswaya. Contoh konkrit seperti ini secara tidak langsung memberikan kesan bahwa jika dosen tidak memberi contoh nyata, bagaimana mahasiswa diharapkan melakukannya?

Ketiga, kegiatan menulis dianggap hanya sebagai karya sastra, bukan tuntutan keharusan bagi professional. Ini saya ketahui langsung saat sudah kerja. Teman-teman rajin menulis laporan untuk kepentingan perusahaan yang hakekatnya kepentingan orang lain. Memang sih dibayar. Ironisnya, mereka lupa dengan kepentingan diri sendiri yang sebenarnya mendapatkan prioritas.

Mengapa?

Suatu hari nanti kita tidak bekerja pada perusahaan yang sama. Bisa dipecat, selesai kontrak atau karena alasan lain. Oleh sebab itu penting sekali mengasah keterampilan menulis untuk diri sendiri sejak dini. Jika pemikiran kita tentang menulis itu untuk kepentingan karya sastra, yang terjadi adalah karya-karya penelitian di masyarakat jadi sangat minim. Kita miskin penelitian karena hal yang satu ini. Ini yang membedaka kita dengan masyarakat di negara-negara maju.  

Keempat, menulis karya ilmiah belum dijadikan sebagai aktivitas umum yang lumrah dikerjakan oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Indonesia, dalam kebiasaan membaca menurut Reading Habits, menduduki posisi ke 60 di dunia. Kita masih di bawah Thailand (59), Malaysia (33) Turkey (50) bahkan Brazil (43). Kenyataan ini sebenarnya pahit untuk ditelan. Bisa dimengerti mengapa kebiasaan membaca kita tergolong rendah, karena adanya empat penyebab ini.

*****

Masyarakat kita mayoritas masih beranggapan sangat tradional tentang kebiasaan menulis karya ilmiah. Padahal sebenarnya jika dijadikan kebiasaan akan sangat mudah serta memberikan keuntungan besar di tempat kerja. Menulis jurnal tidak sulit bagi yang sudah biasa. Keuntungan lainnya adalah mengasah kemampuan analisa jadi lebih tajam. Kita jadi pintar dalam menyusun laporan yang tidak sekedar dalam bentuk angka atau deskripsi. Laporan bisa jadi lebih bermakna karena dibuat oleh orang-orang yang terbiasa dengan academic writing ini.

Oleh karena itu, ada baiknya ditinjau kembali kurikulum pendidikan kita. Seperti yang banyak dilakukan oleh kampus-kampus luar negeri, di Australia misalnya. Academic writing skills dijadikan agenda tetap bagi mahasiwa baru. Setiap mata kuliah wajib membuat karya ilmiah. Setiap kampus perlu memiliki system Plagiarism Check. Mereka yang ketahuan nyontek karya orang lain dikeluarkan dari statusnya sebagai mahasiswa.

Usulan ini kelihatannya agak nyleneh dan terkesan memaksakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun