Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dari Soekarno ke Jokowi: Dinasti Bersampul Demokrasi

23 Agustus 2020   19:41 Diperbarui: 23 Agustus 2020   19:48 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian turun ke Ranggawuni, Kertanegara hingga Raden Wijaya yang terakhir. Dari sini kemudian cikal bakal lahirnya Kerajaan Majapahit yang besar dan mampu mempersatukan Nusantara.

Penguasa di Singosari ini, intinya hanya dipegang oleh dua orang. Keturunan Tunggul Ametung dengan Ken Dedes, dan keturunan Ken Arok dan Ken Umang, yang kemudian meneruskan dinastinya hingga ke zaman Majapahit. Majapahit berdiri sekitar tahun 1293 dengan Kertarajasa Jayawardhana sebagai raja yag pertama dan berakhir, runtuh di bawah pemerintahan Raja Brawijaya V pada tahun 1478.

Kejayaan Majapahit memuncak saat di bawah Raja Hayam Wuruk, pada tahun 1350-1389, dengan Mahapatih yang terkenal Gajah Mada, di mana kekuasaannya meliputi wilayah Asia tenggara.

Kejayaannya memudar ketika mulai terjadi perang saudara, konflik perebutan kekuasaan dari awal tahun 1402 hingga tahun 1498. Di mana Kerajaan Mapahit sudah terpecah-pecah, berdiri kerajaan kecil-kecil di Jawa dan luar Jawa. Runtuhnya Majapahit diikuti dengan mulai berdirinya Kerajaan Demak yang dimotori oleh keturunan Raja Bhre Kertabhumi (Raja Brawijaya V).

Dari sini tamatlah kebesaran Nusantara. Pada saat yang sama datang penjajah sekitar tahun 1492. Portugis, Belanda dan Inggris berbondong-bondong ingin mencari 'rempah-rempah', alias menjajah.

Ringkasan dua kerajaan di atas adalah, runtuhnya kekuasaan dua kerajaan besar tersebut karena manusia memang tidak pernah puas dalam mencari kepuasan, kekuasaan dan kebesaran nama. 

Jangankan orang lain, saudara sendiri kalau perlu disingkirkan. Sesama partai atau di luar partai, tidak ada bedanya kalau zaman sekarang. Dulu dan kini, sama saja. Dinasti bersampul demokrasi. Kekuasaan tidak ada yang abadi.  

Presiden yang Tulus

Satu-satunya presiden kita yang membanggakan dunia pers adalah Habibie. Dialah pembuka kran kebebasan pers di Indonesia. Begitu bebasnya hingga kebablasan sampai sekarang. Buktinya adalah maraknya bullying, celaan lewat medsos. Bangsa ini jadi tidak tahu beda antara kebebasan dengan kriminal. Harga mahal yang harus dibayar oleh bangsa ini.

Teman saya ada yang masuk penjara karena kebebasan berekpresi ini. Maklumlah, fikiran kita kayak Amerika atau Eropa, yang kebebasan pers nya tidak terbatas.
Prestasi cemerlang yang diukir Habibie di antaranya adalah meraih gelar doktor dengan predikat summa cumlaude  di Jerman. 

Menjadi engineer di Jerman, menggali fenomena keretakan konstruksi pesawat. Bapak Demokrasi ini menemukan rumus yang dinamai dengan Habibie's Factor dan diakui oleh dunia penerbangan dan dipakai perusahaan maskapai di dunia. BJ Habibie pun dijuluki sebagai 'Mr Crack' berkat teorinya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun