Mohon tunggu...
Dapurfit
Dapurfit Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Home of #SmartDieter

Di Kompasiana, kami berkomitmen untuk membuat konten yang 100% informasi, 0% marketing. Semua konten kami 100% evidence-based, dan akan disertai referensi jurnal ilmiah (studi/ penelitian).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perlukah Mengubah Tubuh Jika Kita Menerima Tubuh?

21 Juni 2021   16:06 Diperbarui: 3 Juli 2021   14:38 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kembar identik pun tetap ada perbedaan penampilan, karena faktor genetik tidak berpengaruh sebesar itu (sumber: Image by Steve Buissinne from Pixabay)

Suatu studi melakukan follow-up kepada 90.000 wanita selama 30 tahun dan menemukan bahwa walaupun sehat secara metabolik (gula darah, tekanan darah, lemak darah, dan lain-lain) dengan kondisi obese dalam waktu yang lama, obesitas tetap menjadi faktor yang meningkatkan resiko jantung (2). WHO mengatakan overweight & obesitas bagaimanapun akan mengganggu kesehatan dan meningkatkan berbagai resiko penyakit kronis, termasuk diabetes, jantung, dan kanker (3).

Mengutip jurnal yang membahas tentang MHO, obese yang sehat secara metabolik haya sehat secara metabolik, namun belum tentu sehat secara keseluruhan. Sehat secara metabolik tidak menjamin kesehatan, fungsional, dan kualitas hidup seseorang (4). Kesehatan sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor. Masalah yang dapat disebabkan oleh obesitas bukan hanya pada kesehatan metabolik, namun juga pada sendi lutut dan pinggul, low back, dan masalah pernafasan, gangguan tidur, dan bahkan peningkatan resiko kanker. Meski begitu, resiko jantung MHO tetap lebih rendah dibandingkan dengan normal weight/ underweight/ overweight/ obese yang memiliki masalah kesehatan metabolik (2). Namun perlu diingat bahwa MHO tetap memiliki resikok berbagai penyakit yang lebih tinggi dibandingkan dengan non-obese yang sama-sama sehat secara metabolik (5).

Bisakah obese tetap sehat? (sumber: Image by TheOtherKev from Pixabay) 
Bisakah obese tetap sehat? (sumber: Image by TheOtherKev from Pixabay) 

"Bagaimana ada orang obese yang tetap sehat secara metabolik, namun ada juga obese yang terkena diabetes, kolesterol, dan sebagainya?" Jawabannya adalah karena adanya perbedaan faktor genetik dan pola makan sehat serta rutin berolahraga/ aktivitas fisik dari MHO dengan obese yang tidak metabolically healthy (6-8). Orang yang obese tetap bisa sehat secara metabolis bergantung pada seberapa aktif mereka. Sehingga dikhawatirkan, saat ada situasi/ kondisi yang membuatnya "mau-tidak-mau" berhenti berolahraga, diikuti dengan bertambahnya usia, orang obese yang awalnya sehat secara metabolis lambat laun menjadi tidak sehat secara metabolis. Dan kasus ini sering terjadi (2).

Mengutip studi pada Journal of the American College of Cardiology (2018), orang dengan obesitas tetap wajib direkomendasikan untuk weight loss dan perbaikan pola hidup. Meskipun sehat secara metabolis, weight loss tetap diperlukan untuk menghindari peningkatan resiko diabetes, kolesterol, jantung, kanker, dan lain-lain (5). Meski kami tidak terlalu setuju, pada jurnal the American Medical Association (2013) dinyatakan obesitas adalah penyakit yang kompleks, kronis, dan memerlukan perhatian medis. Obesitas juga dinyatakan sebagai masalah global yang serius (9-11).

Kami sendiri tidak menganggap obesitas sebagai penyakit, melainkan kondisi yang meningkatkan resiko berbagai penyakit (seperti jantung, diabetes, kanker, dan bahkan kematian dini) (12). MHO (metabolically healthy obese) bukan pengecualian. Pada systematic review dari 20 studi menyimpulkan bahwa clinicians seharusnya tidak mengatakan pada pasien bahwa MHO itu aman, karena peningkatan resiko jantung dan kematian tetap terlihat jelas bahkan pada MHO (13).

Bagaimana Jika Obese, Namun Tidak Bisa Menurunkan BB?

Tidak ada orang yang tidak bisa menurunkan BB. Mungkin bagi beberapa orang memang lebih sulit dibandingkan dengan orang lain, namun bukan berarti tidak bisa. Selama orang tersebut mengurangi makan dari yang tubuhnya "bakar" untuk beraktivitas dan fungsi dasar tubuh (sirkulasi darah, bernafas, dan lain-lain), maka orang tersebut pasti weight loss. Ini sudah terbukti secara ilmiah secara konsisten (14-16).

Tidak ada "obese ynag disebabkan metabolismenya bermasalah" (17-19), orang obesitas justru memiliki metabolisme yang lebih besar dibandingkan dengan orang normal weight/ underweight (20-23). Jika dianalogikan, ini seperti mobil besar membakar lebih banyak bensin dibandingkan dengan mobil kecil, sama halnya dengan tubuh.

Faktor genetik yang menyebabkan gemuk memang ada, namun pengaruhnya bukan kepada metabolisme. Perbedaan metabolisme (resting metabolic rate) faktor genetik itu sangat kecil, yaitu hanya sekitar 10% (24). Genetik gemuk lebih berpengaruh kepada selera makan/ nafsu makan (25-28) dan pada seberapa aktifnya kita bergerak secara tidak sadar (29, 30). Artinya, orang dengan genetik gemuk pun tetap dapat lose weight jika secara sadar mengurangi makan dan/ atau menambah aktivitas fisik.

Suatu studi dilakukan pada anak kembar identik, yang artinya mereka sangat mirip secara genetik. Studi ini membuktikan bahwa genetik tidak menentukan BB secara signifikan. Dengan genetik yang mirip, kembar identik bisa memiliki BB dan bentuk tubuh yang berbeda. Hal ini dikarenakan faktor yang lebih berpengaruh pada BB dan bentuk tubuh adalah kondisi/ lingkungan hidup dan kebiasaan (eating behavior) (31). Orang yang sudah makan sedikit namun BBnya tidak turun juga pernah diteliti, dan ternyata penyebabnya adalah mereka sebenarnya tidak makan sesedikit yang mereka prediksi (total makanan/ kalori) (32-39). Dan hal ini sangat wajar, bahkan sering terjadi pula pada atlet profesional (36-39), dan dietitian juga sering salah dalam memperkirakan "makan berapa kalori" (37).

Kembar identik pun tetap ada perbedaan penampilan, karena faktor genetik tidak berpengaruh sebesar itu (sumber: Image by Steve Buissinne from Pixabay)
Kembar identik pun tetap ada perbedaan penampilan, karena faktor genetik tidak berpengaruh sebesar itu (sumber: Image by Steve Buissinne from Pixabay)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun