Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Canus Kena Tilang

7 Juni 2023   23:18 Diperbarui: 7 Juni 2023   23:37 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Canus pun lantas menengok ke arah rambu-rambu yang terpasang di belakangnya itu. "Oh ya ya, saya tahu, Pak. Itu artinya dilarang markir di sini. Nggih to, Pak?" ujarnya.

"Nah, itu Bapak tahu," ucap si petugas sambil tersenyum ramah. "Dan syukurlah kalau Bapak tahu. Itu artinya Bapak tidak keberatan kan jika Bapak mesti memindahkan kendaraan Bapak dari sini?"

"Lho, salah sepeda motor saya itu apa, Pak? Kok pakai harus dipindah segala?" kilah Canus.

Si petugas ini pun berusaha menjelaskan kesalahan yang dipertanyakan itu, "Karena Bapak sudah melanggar aturan rambu-rambu lalu lintas. Bapak sudah markir kendaraan di tempat yang salah."

"Wah, ngapunten Pak, saya di sini ini, nggak sedang markir kendaraan. Saya itu mangkal di sini, Pak. Bukan markir. Kalau markir biasanya kendaraan ditinggal dan tidak untuk ngangkut orang, Pak. Lha saya kan masih tetap di atas kendaraan saya dan sekali ada yang minta bantuan angkutan saya layani," kilah Canus.

Mendengar jawaban Canus, si petugas agaknya mulai kesal. Lalu, dengan nada yang agak ditinggikan, si petugas ini pun berkata, "Saya tahu, Bapak sedang mangkal di sini. Tapi, parkir kendaraannya mbok jangan di sini. Bisa mengganggu yang lain. Bisa bikin macet jalanan, Pak."


Kontan, Canus pun merasa tersinggung. Apalagi usia si petugas ini jauh lebih muda darinya. Kok berani-beraninya ia mengucapkan kata-kata dengan nada yang agak tinggi. Ini tidak sopan namanya, pikir Canus. Ia pun lantas berkelit, "Lho gimana to ini, ada orang mau cari rejeki kok dibilang ngganggu. Wong nyatanya orang-orang yang biasa langganan pada saya saja malah merasa terbantu kok, Pak. Kok ini malah saya dianggap mengganggu. Aneh."

Kelit Canus kali ini membuat si petugas makin geram. Ia pun tak mau kurang akal. Dimainkanlah perannya sebagai petugas yang merasa punya kuasa untuk melakukan tindakan. Ia pun menantang Canus, "Ya sudah, Bapak saya tilang atau bagaimana?"

Mendengar tantangan itu Canus diam. Di saat bersamaan, si petugas merasa telah mencapai kemenangannya. Sebab, ia berhasil membungkam Canus. Itu artinya, tidak lama lagi, Canus akan nurut.

"Bagaimana, Pak? Tilang?" tanya si petugas ini meyakinkan Canus.

Untuk beberapa saat, Canus tak langsung menjawab iya atau pun tidak. Tetapi, sesaat berikutnya, ia malah bertanya, "Hmmm... kira-kira kalau saya ditilang bisa bikin rejeki saya seret nggak, Pak?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun