Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bapak, Betapa Sesungguhnya Kumencintaimu

12 November 2020   23:57 Diperbarui: 13 November 2020   00:12 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalau sudah besar, mau jadi apa?"  Pertanyaan bapak yang tiba-tiba saat melintas di  jalan Thamrin, Jakarta masih teringat  hingga kini. Berbagai cita-cita ini dan itu pun saya ungkapkan. Sementara, mata masih lekat kagum memandangi gedung-gedung tinggi yang berjajar.

Sore itu, puluhan tahun lalu, saya bersama bapak memandangi bersama gedung-gedung tinggi perkantoran. Kami juga melewati monas dan istana negara. Kata bapak, cita-cita harus tinggi. Bapak berharap,anak perempuannya mampu menggapai mimpi terbaiknya.

Bapak suka bercerita mengenai Jakarta masa lalu. Paling tidak, suasana di lokasi yang pernah diketahuinya dan sempat dilaluinya. Meski saat itu terkadang saya merasa bosan, minat untuk tahu tentang hal yang dikatakan bapak semakin besar.  

Saat keterarikan saya pada membaca semakin kuat, bapak tak hanya memperbolehkan untuk membaca koran harian sekelas Kompas. Bapak melengkapinya dengan memberikan sejumlah majalah anak-anak. Mulai dari Bobo, Donal Bebek, Kawanku, hingga kemudian Hai dan Gadis saat beranjak membaca.

Sesekali waktu, bapak membawa anak-anaknya ke toko buku. Sebuah tempat yang menarik dengan banyak buku di barisan rak. Saya terkagum-kagum saat melihat buku-buku tercetak berukuran tebal.

Wah, hebat sekali orang yang bisa membuat tulisan berlembar-lembar banyaknya seperti itu. Bagaimana ya, bisa merangkaikannya dalam kalimat-kalimat  yang bagus tapi punya banyak manfaat?

Tanpa sadar, terselip keinginan dalam hati jika suatu saat, suatu hari nanti harus bisa membuat sebuah tulisan yang menarik. Syukur-syukur bisa membuat buku dan berada di jajaran rak buku terlaris.

Bapak, sang pemberi inspirasi         

Buat seorang anak, segala hal yang dilakukan seorang bapak akan terekam kuat. Kenangan-kenangan bersama bapak akan tersimpan abadi. Kebiasaan bapak dan perhatian bapak tidak pernah terhapus sejak kanak-kanak hingga dewasa.

Bapak senang membaca surat kabar meskipun tak pernah menulis sebuah artikel pun sepanjang hidupnya. Namun, bapak telah berhasil membawa anaknya  jatuh cinta pada tulisan. Dari sekedar mimpi membuat tulisan, hingga kemudian beragam artikel pun telah berhasil mengalir tanpa disadari.

Pengaruh seorang bapak pada anaknya sangat besar. Seorang bapak bisa ikut menanamkan mimpi pertama seorang anak akan awal masa depannya. Walaupun melalui cara sederhana, sosok bapak turut membentuk pola pikir dalam hidup.

Adakah yang punya pengalaman serupa dengan saya? Sebuah kenangan manis bersama bapak. Seandainya bapak masih hidup dan waktu bisa diputar kembali, ingin rasanya melintasi jalan Thamrin seperti puluhan tahun lalu. Memeta ulang kembali mimpi dan cita-cita masa bersama harapan bapak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun