Bing Slamet semasa hidupnya mengabdikan diri di dunia hiburan Indonesia. Pernah membentuk grup lawak Kwartet Jaya bersama Iskak, Ateng, dan Edi Sud. Anak dan cucunya, yakni Adi Bing Slamet dan Ayudya Bing Slamet ikut mewarnai dunia hiburan Indonesia saat ini.
Langkah terakhir kami berlima terhenti di makam seniman Betawi mahsyur H Benyamin Sueb. Makam lelaki yang lahir 5 Maret 1939 ini begitu sederhana. Penandanya hanya batu nisan, selain rumput hijau yang tertata rapi di atas makamnya.
Saya sangat suka akting Benyamin di sinetron Si Doel Anak Sekolahan, sebagai babenya si Doel. Menurut Agus Mulya, yang biasa membersihkan makam Benyamin dan anak pertamanya Beib H yang terletak tidak jauh dari makam ayahnya, penggemar Benyamin sesekali ada saja yang berkunjung. Terutama, saat ulang tahun Bens Radio, radio yang lekat dengan Benyamin.
Sungguh, nyaris setengah hari berada di TPU Karet Bivak, belum semua makam pahlawan dan tokoh nasional yang kami singgahi. Agaknya, butuh berhari-hari untuk bisa mengunjungi dan mendatangi makam-makam itu.
Dari sebuah makam, kami mempelajari banyak hal. Termasuk dari sepuluh deretan makam yang di nisannya tertulis Makam Pejuang Tak Dikenal. Penandanya berupa tiang bendera merah putih kecil.Â
Ya, seperti semboyan Presiden RI Ke-1 Soekarno dengan Jas Merah (Jangan Sekali-Kali Melupakan Sejarah), jasa para pahlawan dan tokoh nasional perlu selalu dikenang, meskipun mereka telah meninggal dunia sudah sangat lama. Jangan sampai hanya mengenal hanya berdasarkan jasa yang ditulis di media atau buku sejarah. Sekali-kali datanglah ke makam para pahlawan dan tokoh nasional. Terlebih saat menjelang HUT Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus.Â
---
Tambahan Sumber
Ismail Marzuki, "Bing Crosby" dari Betawi
Menengok Makam Fatmawati Soekarno, Penjahit Bendera Pusaka Merah Putih