Bergeser sedikit dari area makam ibu Fatmawati Soekarno, kurang dari 20 meter, kami menjumpai makam Hartini Soekarno. Ibu Hartini merupakan istri keempat Presiden RI ke-1 Soekarno. Perempuan Jawa yang dilahirkan tanggal 20 September 1924 di Jawa Timur ini, memiliki dua putera dari Soekarno.
Makam Hartini tampak lebih sederhana. Perempuan ini semasa hidupnya, setelah menikah dengan presiden, mendampingi beberapa kegiatan kenegaraan presiden saat kunjungan sejumlah pemimpin negara di Istana Bogor .
Makamnya dengan hiasan bebatuan bundar dan tinggi terlihat mencolok. Beliau tidak sendiri, ada sejumlah makam keluarga Thamrin di areal yang dibatasi marmer warna putih. Di atas makam, tertulis Disini Tempat Beristirahat Mohammad Hoesni Thamrin.
Mohammad Hoesni Thamrin dilahirkan tanggal 16 Februari 1894. Lelaki yang memiliki darah keturunan Belanda dari pihak ayah dan beribukan seorang perempuan Betawi ini, dikenal sebagai tokoh Betawi.
Naman Mohamad Hoesni Thamrin menjadi nama jalan protokol di kawasan bisnis Jakarta. Untuk pertama kalinya, saya mengunjungi makam pahlawan yang nama jalannya selalu saya lintasi setiap kali beraktivitas sehari-hari.
Selanjutnya, kami menuju makam pahlawan nasional Prof. Dr. Kusumah Atmaja. Di depan makanya terdapat plang penanda makam pahlawan nasional. Di nisannya yang berbatu marmer warna hitam tertulis pahlawan nasional RI. Prof. Mr. Dr. Kusumah Atmadja, Ketua Mahkamah Agung Pertama, yang diangkat Presiden RI ke-1 Soekarno pada tahun 1945.
Nama besar Kusumah Atmadja tak lepas dari perjuangan kemerderkaan RI. Kusumah Atmadja yang memang berkarir menjadi hakim pengadilan, merupakan anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan RI (PPKI). Sebuah badan yang memang direncanakan untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.