Mohon tunggu...
Rian mahatma
Rian mahatma Mohon Tunggu... Bankir - Analis Saham

Analis Saham

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Waspada Saham Anda Bisa Ambles Karena Blunder Pak Menteri

31 Mei 2021   07:55 Diperbarui: 31 Mei 2021   08:03 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Komisaris Utama Garuda Indonesia, Triawan Munaf boleh saja menjelaskan siapa Abdee saat ybs diangkat jadi komisaris Telkom. Persoalannya bukan itu.  Ini adalah mengenai tatakelola yang sangat serius yaitu kepentigan pemegang saham minoritas yang dilindungi undang-undang. Catat ya. Pemegang saham minoritas, simbol kepercayaan pasar dan ekonomi.

Coba Triawan perhatikan, baru kali ini terjadi, investor di bursa tidak mengapresiasi kenaikan keuntungan yang spektakuler. Ini terjadi Jumat (28/5) lalu, saat PT Telkom (Tbk) mengumumkan kenaikan keuntungan sebesar 11,7% (Rp 20,8 triliun).

Harusnya kenaikan itu menjadi kabar gembira bagi bursa apalagi Desember tahun lalu Menteri BUMN menyebut bahwa laba BUMN sepanjang tahun itu merosot sekitar 60%.

Telkom menjadi pelipur karena  keuntunganNya mengkompensasi kemerosotan yang dialami BRI (turun 43,05% menjadi Rp 18,66 triliun), Bank Mandiri (turun 37,7%, menjadi Rp17,1 trillion), dan BNI (turun 78,8% menjadi Rp 3,3 triliun), PLN (Rp 5,9 triliun), Pertamina (Rp 14 triliun).

Namun alih-alih melesat,  ia malah  disambut dengan aksi jual setelah RUPS membacakan surat pemegang saham dwiwarna yang merombak susunan pengurus yang dipercaya pasar sebagai The Winning Team. Sahamnya langsung memerah.

Berhasil, Malah jadi Rebutan

Prestasi Telkom sepanjang 2020 memang kinclong. Keuntungannya melesat bukan karena pandemi yang memaksa netizen bekerja dari rumah menggunakan paket data.

Sebab kendati kebutuhan internet meningkat, pendapatan hanya naik 0,7%. Penyebanya adalah murahnya harga paket data Indonesia yang telah terdisrupsi oleh kompetisi. Sementara pendapatan premium TLKM di sektor enterprise dan perkotaan hilang karena banyak kustomer yang  tutup.

Ada indikasi, kenaikan keuntungan itu cerminan dari berhasilnya transformasi. Dari Telco Company, Telkom bergeser menjadi Digital Company yang berhasil menghemat biaya operasional.  Streamlining (pemangkasan anak perusahaan)  dan arah  strategi yang diubah dari top line revenue ke pertumbuhan berkualitas juga mulai menunjukkan tanda-tanda kemajuan.
Ini tampak dari opini yang diberikan para analis Keuangan dan auditor.

Keuntungan TELKOM sebenarnya bisa diperoleh lebih besar lagi kalau saja ia tidak direcoki pemegang saham dwiwarna dengan agenda-agenda nonsensenya semisal program televisi SEA Today yang menyedot biaya cukup besar dan campur tangan lainnya di  anak perusahaan yang sering ditentang dewan komisaris. Termasuk penempatan eksekutif yang tidak berada dalam  tallent yang didukung kajian pihak ketiga.

Program televisi SEAToday yang diluncurkan Menteri BUMN pada Oktober 2020 sebenarnya telah mendapat cibiran dari para awak media. Selain arahnya tidak jelas dan tak sesuai dengan program transfornasi digital,  penontonnya tidak banyak, program ini ditengarai sebagai upaya "menampung" karyawan eks awak "Net TV" yang terancam PHK. Tentang mengapa harus diselamatkannya karyawan eks Net TV itu tentu  bisa menjadi sebuah kajian investigasi yang menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun