Ketiga, Panggang Pacak Suko Mananti
Ikan dipanggang. Inilah panggang pacak Suko Mananti. Olahan hasil laut yang menjadi makanan khas dan wajib kita coba saat traveling ke Kota Simpang Ampek.
Panggang Pacak begitu bangga mertua saya memperkenalkannya saat itu. Merupakan ikan bakar diolah dengan cara dipacak atau ditepuk-tepik, begitu istilah masyarakat menyebutnya.
Pacak yang berarti menepuk-nepuk. Ikan segar besar hasil tangkapan nelayan dibersihkan kulitnya, kemudian ditepuk-tepuk oleh adik mertua suami dagingnya agar daging di dalamnya hancur, lembek, dan empuk.
Dilumuri dengan racikan bumbu halus berupa cabai rawit bila suka, serai, garam, kunyit, bawang, asam, kelapa parut, dan jeruk nipis dioles-oles di kedua sisi ikan dan dimasukkan ke dalam perut dan kepala ikan.
Sesudah bumbu merata, ikan dibakar pada bara yang sangat panas hingga seluruh bagian matang berwarna kecoklatan.
Akan tercium aromanya sedap, membangkitkan air liur kita. Seolah sudah bisa dirasakan lezatnya daging ikan empuk yang kaya rasa itu. Panggang Pacak pun cocok dihidangkan dengan nasi panas dan minumnya es jeruk nipis.
Keempat, Rendang Lokan, Sate Lokan, dan Pacak Lokan
Baru-baru ini kami mampir di sebuah rumah makan di Tiku lintas menuju Pasaman Barar. Di atas meja terhidang sate lokan dan kalio atau gulai lokan.
Kata pemilik rumah makan sate lokan Rp.7.000,. Per tusuk. Sedang gulai Rp.18.000,. Per ikat. Sayapun menghabiskan 3 tusuk sate lokan itu. Sedang si bungsu satu tusuk. Suami tak berani makan karena tensi tinggi.