Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Kaidah Berbahasa Kini Memudahkan Bloger?

29 Oktober 2022   22:24 Diperbarui: 5 November 2022   00:15 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Blog. (sumber: Thinkstock via kompas.com)

Jelas Kaidah berbahasa Kini Praktis untuk kita Bloger karena Balai Bahasa sudah adaftif dengan melakukan pemutakhiran kata pada KBBI. Tak bisa dipungkiri kadang kita membutuhkan kata-kata gaul di kalangan remaja.

Istilah baper, lemot, lebay misalnya. Ketiga kata tersebut hadir dalam perbincangan sehari-hari anak-anak muda kita. Dikenal sebagai bahasa gaul. Pada tahun ini ketiganya telah masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Wow keren dong.

Anak-anak muda memang seringkali membuat sebuah istilah baru. Ini akibat kebiasaan mereka dalam perpesanan yang simpel dan singkat.

Awalnya sih, terkesan aneh dalam percakapan sehari-hari kita. Kata-kata itu sebelumnya tidak ada di kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata itu ternyata muncul dari kamus bahasa generasi milenialkah atau generasi Z?

Istilah baper yang diciptakan oleh anak muda itu berasal dari dua kata yang digabungkan. Bawa Perasaan ( jadi baper). Begitupun mager singkatan dari malas gerak. Istilah ini ditujukan pada seseorang yang sedang malas bergerak atau beraktivitas.


Begitu juga gabut, disingkat dari kata gaji buta. Sebenarnya, istilah ini ditujukan untuk seorang pegawai yang tidak melakukan pekerjaan apapun tapi masih tetap menerima gaji.

Baper sebagai kependekan dari “Bawa Perasaan”. Namun, istilah baper ini tidak selalu soal perasaan cinta atau asmara. Tetapi juga bisa digunakan pada seseorang yang memiliki sifat sensitif dan sering menggunakan emosinya untuk menanggapi peristiwa apapun dan juga objek lain.

Ketika merasa sedih hingga meneteskan air mata saat melihat seorang anak jalanan yang sedang menjaga adiknya yang masih kecil. Tanpa tengadah tangan dan hanya diam membisu.

Itu artinya, kita menggunakan perasaan dan emosi dalam menanggapi dan merespon peristiwa yang baru saja dilihat. Diberi istilah Baper

Tak hanya itu, selepas diluncurkannya EYD Edisi V, kita masyarakat Indonesia perlu kembali mengecek apakah kaidah bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan versi terbaru. Seperti ini.

Anak murid saya bertanya kenapa huruf awal kalimat kecil, Bu? : dokpri
Anak murid saya bertanya kenapa huruf awal kalimat kecil, Bu? : dokpri

"Assalamualaikum, Bu. Keken penasaran kenapa huruf itu kecil, Bu?"

Kebetulan, kami di kelas memang saat ini belajar tentang kaidah kebahasaan. Mulai kata hubung, kata depan, kata berimbuhan, kalimat langsung, huruf kapital, dan tanda baca.

Kosa kata gaul seperti baper, circle, lemot, lebay tak luput dari keseharian mereka berbicara sambil berdiskusi.  Ada lagi roasting. 

Jika kita lihat makna roasting versi wikipedia adalah bentuk humor. Humor  individu tertentu, tamu kehormatan, dijadikan bahan lelucon atas biaya mereka, yang dimaksudkan untuk menghibur audiensi yang lebih luas.

Acara semacam itu dimaksudkan untuk menghormati individu tertentu dengan cara yang unik. Namun, roasting pada dasarnya mereka serap dari bahasa Inggris untuk mengganti kata mengejek. Circle mengganti kata geng.

Geng adalah sebuah kelompok individu yang saling berkaitan baik teman dekat maupun kesamaan latar belakang seperti lingkungan, pekerjaan, hobi, atau sekolah. Geng dan mengejek di sekolah-sekolah dilarang. Mereka memang kreatif dengan memunculkan kosa kata baru sebagai sinonimnya.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Aminudin Azis mengatakan bahwa bahasa memang dapat mengalami perkembangan seiring dengan kreativitas pengguna bahasa.

Demikian pula kita selaku bloger tentu harus kreatif dan adaftif dengan kekinian bahasa pembaca. Agar blogg kita dikunjungi, dibaca, dan diikuti, bloger harus update. Kadang kita butuh bahasa gaul dalam berdeskripsi di artikel yang kita buat.

Secara rutin, KBBIpun melakukan pembaruan dengan memasukkan kata baru seiring dengan banyaknya kata yang digunakan dalam percakapan sehari-hari yang muncul di tengah masyarakat. Ini merupakan agenda rutin pada peringatan Bulan Bahasa setiap tanggal 28 Oktober. 

Pembaruan atau pemutakhiran KBBI ini biasanya dilakukan dua kali setahun, yaitu pada bulan April dan Oktober. Adapun pemutakhiran KBBI terakhir, dilakukan pada bulan Oktober 2022 lalu.

Pada laman resmi KBBI Kemdikbud, pada periode Oktober 2021 dan 2022 terdapat entri baru berupa istilah-istilah dari berbagai bidang ilmu.

Di antara bidang-bidang ilmu tersebut ada tata boga (aburage, baklava); perhotelan (arkade hotel, duvet); hukum (delik dolus, hak bezit); psikologi (ekofobia, hipomania); nama negara, bahasa, dan mata uang (Swedia, Katalan, taka); nama surah (Al-Lahab, Maryam); dan kata-kata umum lainnya.

Selain itu. terdapat juga perbaikan dan penambahan entri yang berhubungan dengan ikan, burung, serangga, dan mamalia dengan menyertakan narasumber dari Pusat Riset Biologi, BRIN.

Istilah-istilah yang berhubungan dengan wabah Covid-19pun bermunculan, seperti epidemiolog, badai sitokin, juga dimasukkan sebagai tambahan entri baru.

Entri baru yang masuk KBBI tersebut tak hanya berhubungan dengan bidang tertentu, tapi juga kata-kata yang muncul dalam percakapan sehari-hari kawula muda atau sering disebut dengan istilah kekinian atau gaul.

Kata-kata kekinian yang masuk KBBI 2021 hingga 2022 ada: 1) alay= anak layangan; gaya hidup yang berlebihan untuk menarik perhatian; 2) ambyar= bercerai-berai; berpisah-pisah; tidak terkonsentrasi lagi; 3) bokap= ayah; 4) cie= kata seru yang digunakan untuk memuji atau menggoda seseorang agar tersipu.

Adapun  selanjutnya, 5) gebetan= seseorang yang sedang ditaksir atau disukai; 6) julid= iri dan dengki dengan keberhasilan orang lain 7) kepo= rasa ingin tahu yang berlebihan tentang kepentingan atau urusan orang lain; 8) kicep= diam karena takut atau gelisah; 9) lebay= berlebihan.

Ke 10) mager= malas (ber)gerak; enggan atau sedang tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas; 11) maksi= makan siang; 12) meme= cuplikan gambar dari acara televisi, film, dan sebagainya atau gambar-gambar buatan sendiri yang dimodifikasi dengan menambahkan kata-kata untuk tujuan melucu dan menghibur; 13) nyokap= ibu.

Selanjutnya, 14) pansos= panjat sosial; usaha yang dilakukan untuk mencitrakan diri sebagai orang yang mempunyai status sosial tinggi; 15) pulkam= pulang kampung; 16) saltik= salah tik.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kemendikbudristek melalui Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra menyelenggarakan kegiatan Konsinyasi Pemutakhiran KBBI yang dilaksanakan selama empat hari pada tanggal 27—30 September 2022 di Century Park Hotel, Jakarta.

Bahasasulteng.kemendikbud.go.id : EYD Edisi V membuat praktis bloger
Bahasasulteng.kemendikbud.go.id : EYD Edisi V membuat praktis bloger

Lalu bahasa yang digunakan media sosial haruskah mengikuti kaidah bahasa baku? Jawabannya tidak. Bahasa bloger bersifat fleksibel. Bisa baku atau resmi dan bisa kekinian. Tentu sesuai konten yang sedang bestie olah.

Media sosial kerap disebut dengan istilah internet slang.  digunakan oleh orang-orang di internet. Disebut juga ragam media sosial. Ragam ini disenangi pembaca karena ringan.

Pemutakhiran KBBI juga tentu memudahkan bloger menulis artikel yang tepat sasarannya. Misal, anak ABG atau sekolahan. Bloger yang disukai pengunjung atau pembaca, tulisan dibuat seakan sedang ngomong ke teman saat curhat.

Saat mengobrol dengan teman, sambil ngeteh, gaya bahasa yang digunakan ragam santai, komunikatif, dan gaul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun