Ada satu kisah murid tentang peta konsep ini. Waktu itu ia tamat SMA. Saya masih ingat ketika ia membuat peta konsep di pelajaran jurnalistik dengan saya.di Sekolah Menengah Pertama. Ia tak belajar bahasa Indonesia dengan saya.Â
Tapi ia mengambil ekstrakurikuler jurnalistik. Sebelum mulai berlatih menulis, saya ubah mindset mereka dulu. Bahwa apapun cita-cita kita dan keinginan kita akan tercapai. Cuma kapan waktunya kita tak tahu. Itu rahasia ilahi.Â
Tulislah peta konsep hidup Ananda, kita star dari tamat sekolah di sini. SMA mana yang Ananda bidik. Mereka pun mulai menulis. Beri alasan mengapa memilih SMA itu. Mereka pun lanjut menulis memberi alasan.Â
Hingga masuk ke perguruan tinggi mana tamat SMA. Beri alasan. Mereka serius menulis dengan semangat disertai dahi berkerut. Saya terus menyemangati dan memanasi mereka.
Masih teringat, anak tersebut ingin kuliah di fakultas kedokteran. Ia ingin jadi dokter. Singkat cerita pas tamat DMA, ia gagal dapat kedokteran tapi lulus di kebidanan. Saya pun mulai ragu dengan peta ini. Soalnya dia anak pintar, santun dan solehah.
Setahun yang di bawahnya saya off-kan peta konsep hidup ini. Tapi, tahun itu ketika tes PTN usai, ia datang menyalami saya. " Bu, saya lulus tahun ini di fakultas kedokteran PT itu...."
Menyesal saya meng-off-kan peta konsep itu kepada adik kelasnya. Itulah krisis bisa menyerang siapa saja. Sejak itu, saya pun tambah percaya diri dengan peta konsep ini. Syukur bisa berbagi.
Kemudian, peta konsep ini sebaiknya mereka tulis di PC, android, atau notebook. Suatu hari jika ingin memperbaiki lebih praktis. Modelnya, kita buat seperti biodata pribadi saja atau biodata diri. Selamat mencoba teman.