Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

"Lukisan Langit" Karya Agnes Davonar ini Hangatkan Senja Saya di Kalyana

8 Mei 2021   21:16 Diperbarui: 8 Mei 2021   21:30 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Langit Karya Agnes Davonar (dok. Riana Dewie)

Kisah hidup Rama yang dipaksa oleh sang ayah untuk berprofesi sebagai dokter telah membuka mata hati pembaca, tak terkecuali saya. Bahwa setiap anak itu unik, memiliki harapan, memiliki ego, memiliki idealisme pribadi juga pastinya passion yang akan membawa mereka ke masa depan baik.

Jika mimpi mereka terenggut oleh keinginan orang tua, tentu masa depan mereka justru terancam, mendatangkan penyakit fisik, bahkan penyakit mental seperti yang dirasakan Rama. "Dari Hendra pula aku tahu betapa hancurnya kamu, betapa tertekannya hidupmu selama ini," terang Agnes dengan kesedihan mendalam.

2. Hiburan itu Perlu untuk Mencairkan Suasana 

Ya, selain kisah sendu, tokoh Hendra lumayan membuat saya cekikikan karena karakternya yang unik dan lucu. Apalagi saat Yudha ketus padanya, ia selalu membalasnya dengan candaan bernada polos.

Satu yang membuat tertawa tak berhenti adalah saat Hendra datang membawa botol minuman saat pertama kalinya mereka mengunjungi Rumah Lukisan. "Aduh! Ternyata Kakak di sini rupanya. Aku kira Kakak di dalam, sudah dikutuk jadi lukisan," celetuk Hendra.  

3. Happy Ending, Walau harus Melewati Kisah Menyedihkan

Kalau sudah membaca novel ini hingga tuntas, saya yakin para kaum melankolis bisa menumpahkan air mata. Baik Rama, Agnes serta kedua orang tuanya ternyata sama-sama memiliki kesusahan walau dalam konteks yang berbeda.

Sang Ayah memaksa Rama menjadi dokter, bisa jadi ingin mengangkat martabat sang anak agar memiliki masa depan baik, lebih dari dirinya. Agnes juga memiliki kesedihan mendalam saat Rama mengakhiri hubungan secara sepihak namun ia masih berjuang untuk menyelamatkan masa depan Rama.

Dan Rama sendiri, ternyata juga telah berjuang bertahun-tahun lamanya untuk membahagiakan orang tua masuk di jurusan Kedokteran, walau passion-nya sendiri sesungguhnya di bidang seni. Seperti pepatah yang sangat dekat dengan kehidupan kita 'Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.'

Ya, akhirnya kisah ini berakhir bahagia. Sebahagia apa sih? Beli novelnya sendiri dong, hanya dibandrol dengan harga kisaran 53 K hingga 60 K kok. Bisa jadi lebih murah dari harga paketan internet kamu kan ya?

Senja di Kalyana (Dok. Riana Dewie)
Senja di Kalyana (Dok. Riana Dewie)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun