Menikmati keindahan ciptaan Tuhan memang menyenangkan. Apalagi jika dimanjakan dengan destinasi wisata yang angkat unsur sejarah, budaya, kuliner atau gaya hidup masyarakatnya yang memiliki ciri khas, tentu ini sangat menarik. Tak terkecuali di tempat ini, ada banyak hal 'istimewa' yang membuat saya takjub. Disamping dikagumi karena glamornya perjudian dan kasino termewah di dunia, negeri impian ini juga simpan ribuan kenangan bersejarah. Sebuah penampakan indah di Asia namun amat pandai memikat mata dengan gaya centil Eropa-nya. Inilah Macao.
Akulturasi budaya terbentuk kala kawasan ini sempat menjadi daerah jajahan Portugis tahun 1550. Setelah ratusan tahun dikuasai, 20 Desember 1999 menjadi titik kebebasan Macao dan kini ia bergerak mandiri dengan menggenggam otoritas 'Special Administrative Region' melalui hak otonominya.
Macao makin menunjukkan kharisma saat budaya China, Barat dan Portugis sukses menjadi tudung pariwisatanya. Dari sisi seni, tata kota, arsitektur bangunan, tempat bersejarah, agama, pola hidup masyarakat bahkan kulinernya pun sangat dipengaruhi oleh akulturasi tiga budaya tersebut. Pantas ia menjadi magnet kuat pariwisata di Asia.
DESTINASI WISATA DI MACAO
Masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO tentu hadirkan rasa bangga bagi Macao. Ia adalah satu negeri impian saya, disamping Venezia. Bisa bersua dengan masyarakat multikultur, mendatangi gedung klasik, menikmati festival seni, memandang patung Dewi Kwan Im yang menjulang, atau bisa 'terbang' di puncak Macau Tower adalah mimpi yang ingin saya wujudkan.
1. Wisata Sejarah
Saya bakal jingkrak-jingkrak saat sukses berdiri di depan Sisa Bangunan Gereja Ruins of St. Paul ini. Sisa reruntuhan bangunan gereja yang dibangun tahun 1602 ini kabarnya selalu berjubel wisatawan, so saya harus siapkan mental untuk berdesak-desakan hanya untuk selfie narsis di depan bangunan megah yang sempat terbakar ini. Hihihi...
Macao juga punya banyak kuil loh, diantaranya Kun Iam Tong. Selain untuk menghormati Dewi Pengampunan, saya juga bisa menikmati festival Kum Lam pada hari ke-19 di bulan ke 11, 9, 6 dan 2. Ada pula Na Tcha Temple, sebuah kuil yang tawarkan dialek China dan barat saat kita mengelilinginya. Lagi-lagi merasakan identitas Macao yang multikultural :D
Yuk pindah ke Senado Square, kawasan alun-alun yang syahdu dengan penampakan gedung-gedung klasik bergaya Spanyol. Romantismenya makin terasa saat lampu-lampu temaram menyelimuti, sweet banget. Selain yang romantis, ada pula yang bernilai seni tinggi, Gereja St. Dominic contohnya. Gereja yang dulunya berhias menara lonceng ini kaya akan koleksi 300 lebih artifak yang memukau mata.
Saya juga kepingin banget melangkahkan kaki di Mandarin House. Bangunan bergaya barat-China ini dulunya disinggahi oleh sastrawan terkemuka, Zheng Guanying. Sambil menjelajah, pemandu tur akan menyapa dalam bahasa Kanton. Dr. Sun Yat Sen Memorial House juga bisa jadi alternatif lain saat Anda ingin mengenang jasa tokoh sejarah penggerak revolusi republik China.Â