Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Meneropong Kearifan Lokal Candi Borobudur

24 Agustus 2017   08:10 Diperbarui: 24 Agustus 2017   19:00 5656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas membantu para pengunjung mengenakan kain borobudur dengan benar (Dok.Pri)

Setelah ada orang pintar yang mendoakan, didapatkanlah hal tak terduga, yaitu tiga dari siswa tersebut ternyata membawa pulang batu yang ada di kawasan candi. Akhirnya mereka bertiga diminta harus mengembalikan batu itu langsung ke kawasan candi Borobudur dan syukurlah, berakhir juga 'drama' mengerikan ini.

"Saat berputar-putar di museum Borobudur, kami sudah mengingatkan mereka mbak, agar bisa hati-hati karena disini kan tempat suci. Ehhhh malah kejadian beneran....", kesaksian seorang penjaga museum Borobudur, Bapak Tulus, yang sudah lebih dari 30 tahun ikut merawat candi ini. 

Ada banyak kejadiannya lainnya yang menurut beliau sulit dicerna oleh nalar manusia, namun benar-benar terjadi. Mungkin inilah cara Tuhan mengingatkan agar kita bisa lebih mengontrol pikiran, perbuatan maupun lisan saat mengunjungi tempat wisata.

Santai Menikmati Pemandangan Candi Boorbudur (Dok.Pri)
Santai Menikmati Pemandangan Candi Boorbudur (Dok.Pri)
4. Dilarang Membawa Makanan di Kawasan Candi

Saat hendak masuk ke kawasan candi, pengunjung wajib antri untuk cek barang bawaannya. Jika ketahuan membawa makanan, untuk sementara waktu ini akan dibawa oleh petugas dan bisa diambil kembali saat hendak pulang. Awalnya saya juga bingung, ke tempat wisata kok tidak boleh bawa makanan, gak asyik banget ya?

Akhirnya saya beranikan diri untuk bertanya kepada petugas yang jaga. Mereka akhirnya memberikan pemahaman bahwa peraturan ini dibuat karena dua alasan yang sangat penting. Pertama, untuk menjaga kebersihan. Bagaimana jadinya kalau tempat sakral ini dipenuhi sampah? Petugas bakal kuwalahan membersihkan sampah-sampah di area seluas ini. 


Kedua, berhubungan dengan unsur kesehatan dimana proses pembersihan batu-batu candi menggunakan bahan kimia. Bisa dibayangkan, Anda membawa anak berwisata ke Borobudur. Lalu anak Anda bermain-main keliling candi, yang kemungkinan bepotensi menyentuh batu reliefnya. 

Lalu dia lapar dan Anda memberinya camilan dengan kondisi tangan Anda berdua yang tidak higienis karena menyentuh candi. Nah, zat kimia tersebut bisa masuk ke tubuh bukan? Tentu, ini bisa berdampak buruk. 

Begitulah alasan logis yang bisa kita pahami. Kiranya ini bisa menjadi kearifan lokal di masa mendatang sekaligus sebagai bentuk perawatan wisata budaya yang bisa kita aplikasikan sejak dini. 

Masyarakat harus menjaga Kearifan Lokal di sekitar Candi Borobudur (Dok.Pri)
Masyarakat harus menjaga Kearifan Lokal di sekitar Candi Borobudur (Dok.Pri)
5. Ada Tempat untuk 'nyenyuwun' di Kawasan Candi Borobudur

Terakhir, sebuah kearifan lokal kembali saya temukan di area candi Borobudur ini. Karena dipercaya sebagai tempat sakral, beberapa orang meyakini ada beberapa titik lokasi yang memiliki aura tertua. Beberapa titik yang dimaksud adalah pada stupa induk dan salah satu batu besar di kawasan Museum Borobudur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun